Kamis, 10 Oktober 2013

Menyembelih Hawa Nafsu

Oleh Sumiati J S.Sos.I M Si

Hari Raya Qurban setiap tahun selalu datang. Pada hari itu, banyak sapi dan kambing dikorbankan. Sebuah ritual sebagai bentuk kecintaan umat Islam kepada Allah SWT. Apakah manfaat langsung dari kurban itu?
Secara umum, hewan yang dikurbankan, dagingnya bisa dinikmati oleh kaum miskin. Dalam hal ini, kurban mencerminkan sisi sosialnya. Umat Islam diajak untuk berbagi kepada orang yang kurang mampu.
Namun, hal yang lebih penting dari semua itu adalah, peningkatan kecintaan pribadi umat Islam kepada sang Pencipta, Allah SWT. Sebagai mana orang pergi haji, harus melaksanakan berbagai ritual yang penuh perjuangan. Begitu juga kurban, kita dituntut untuk berkurban. Bukan semata hanya menyembelih hewan kurban, melainkan "menyembelih" hawa nafsu yang menjauhkan kita dari Allah SWT.
Sebuah ilustrasi. Suatu hari, ada orang minta sumbangan untuk pembangunan masjid. Biasanya, orang akan nyumbang berkisar antara Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu. Kenapa? Karena uang besaran itu memang tinggal diambil di dompet. Kenapa tidak menyumbang Rp 1 juta sampai Rp 10 juta atau lebih dari itu? Jawabannya, sayang. Masih banyak kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Dalam ilustrasi tersebut, kenapa tidak menyumbang dalam jumlah besar. Padahal, Allah telah menjamin surga. Di sinilah saya melihat, tidak ada jiwa berkurban.
Memaknai Hari Raya Qurban, marilah kita berkurban dari sesuatu yang paling kita sayangi untuk kemaslahatan yang lebih besar baik di dunia dan akhirat. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar