Sabtu, 19 Juli 2014

DOKUMENTASI KEGIATAN SOSIALISASI KURIKULUM 2013 PAI - SELASA, 15 JULI 2014













DOKUMENTASI SOSIALISASI KURIKULUM 2013 PAI




Kasi PAI Kemenag Kota Pontianak, Drs.H.Ahmad Hanafi,M.Si memandu Nara Sumber Dosen FTIK UIN Jakarta, Siti Khadijah, MA saat memberi materi tentang Kurikulum 2013 di Aula Kantor Kemenag Kota Pontianak, Selasa 15 Juli 2014.***


Foto Bersama Nara Sumber, Siti Khadijah,MA dari FTIK UIN Jakarta dengan Kasi PAI dan  Guru PAI usai Sosialisasi Kurikulum 2013 di Aula Kantor Kemenag Kota Pontianak, Selasa 15 Juli 2014.* 


SOSIALISASI KURIKULUM 2013 KEPADA GURU PAI KOTA PONTIANAK

Kamis, 17 Juli 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Asyik, menarik dan menyenangkan. Mungkin tiga kata tersebut belum cukup untuk menggambarkan antusias peserta ketika mengikuti Sosialisasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam (PAI) di Aula Kantor Kemenag Kota Pontianak, Selasa (15/07/2014). Sosialisasi tersebut disampaikan dosen tetap FITK UIN Jakarta, Siti Khadijah, MA. 

Kepala Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si mengatakan bahwa acara tersebut tidak direncanakan dari jauh hari. Sifatnya dadakan saja. Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak bisa menghadirkan narasumber yang kompeten untuk berbicara tentang Kurikulum 2013.

“Sebenarnya Narasumber kita ini ke Pontianak sedang melaksanakan tugas dari Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI untuk melakukan pengumpulan data lapangan kegiatan evaluasi bantuan KKG/MGMP PAI tahun 2014. Tapi karena ada waktu luang, beliau menawarkan diri untuk berbagi ilmu dengan Bapak/Ibu Guru PAI di Kota Pontianak,” kata Hanafi dihadapan Guru PAI ketika membuka acara.

Setelah memberikan sambutan sebagai pengantar membuka acara, kemudian Ahmad Hanafi menyerahkan waktu sepenuhnya kepada Siti Khadijah, MA. Sebelum mengakhiri sambutannya, Alumnus Program Magister Ilmu Sosial Untan Pontianak ini mengingatkan kepada seluruh Guru PAI yang hadir untuk mengikuti dengan serius materi yang akan disampaikan narasumber. 

“Mumpung kita kedatangan narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, silahkan Bapak/Ibu bertanya sepuasnya tentang hal-hal yang mungkin ada yang belum dipahami tentang kurikulum 2013,” saran Hanafi. 

Setelah dipersilahkan, Siti Khadijah pun langsung menyapa seluruh peserta dengan ramah. Kemudian beliau meminta seluruh peserta untuk berdiri guna melaksanakan senam anti struk dan senam jari. Senam tersebut berguna untuk melancarkan peredaran darah agar tidak mudah lelah dan tegang. Serta diharapkan mampu berpikir cerdas dan kreatif.

Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi Optimalisasi Motivasi dan Etos Kerja Untuk Menjadi Guru PAI Profesional. Siti Khadijah mencoba membuka wawasan peserta yang seluruhnya adalah Guru PAI dengan melontarkan pertanyaan, “Tahukah Bapak/Ibu sekalian, apa saja kritik pada PAI selama ini ?,” tanyanya kepada seluruh peserta. 

Kandidat Doktor UNJ Jakarta ini kemudian memaparkan secara singkat bahwa diantara kritik pada PAI adalah bahwa PAI lebih terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoretis keagamaan yang bersifat kognitif semata. Kurang fokus pada bagaimana mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai” yang diinternalisasikan dalam diri siswa. Selanjutnya Metodologi PAI yang mayoritas masih konvensional-tradisional dan monoton, katanya. 

Selain itu, Siti Khadijah juga menambahkan bahwa Guru PAI lebih bernuansa guru spiritual/moral, dan kurang diimbangi dengan nuansa intelektual dan professional. Kemudian dia mencontohkan, kalau Guru PAI itu biasanya identik dengan pembaca do’a dan hal-hal yang berbau islami lainnya. Dan jarang ditunjuk untuk jabatan-jabatan yang bersifat intelektual, katanya disambut gelak tawa peserta. 

Kemudian, yang juga mejadi kritik pada PAI selama ini adalah suasana hubungan antara GPAI dan siswa lebih berperspektif doktriner. Kurang tercipta suasana hubungan kritis-dinamis yang dapat berimplikasi dan berkonsentrasi pada peningkatan daya kreativitas, etos ilmu dan etos kerja/amal, paparnya panjang lebar. Beliau juga memberikan beberapa contoh tentang bagaimana penataan ruang kelas, Ragam Model Pembelajaran, contoh pembelajaran saintifik pada sujud, dan beberapa kisah inspiratif yang bisa diterapkan dan dijadikan inspirasi untuk bahan ajar kurikulum 2013 PAI.

Walau berpuasa, seluruh peserta tampak penuh semangat mengikuti kegiatan tersebut. Dari awal sampai kegiatan berakhir, tidak seorang pun peserta yang beranjak dari tempat duduknya. Karena memang materi tersebut benar-benar menjadi magnet dan mampu memberikan inspirasi bagi semua guru PAI yang hadir.

Acara dimulai pukul 08.30 sampai 12.00 WIB. Diikuti sekitar 70 Guru PAI se Kota Pontianak. Dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan sesi foto bersama peserta dan narasumber.*(Sumi/Ptk)

Minggu, 13 Juli 2014

UKA SERTIFIKASI GURU PAI TAHUN 2014 DI IAIN PONTIANAK

Sabtu, 12 Juli 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Sebanyak sembilan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Kota Pontianak akan mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA). Mereka akan bergabung dengan Guru PAI dari Kabupaten Kota Se Kalbar. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan 13 Juli 2014, di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Acara akan dimulai Pukul 09.00 sampai 12.00 WIB

Kepastian tempat pelaksanaan UKA diterima Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Jumat (11/07/2014) via email dari Bidang Pakis Kalbar. “Sebelumnya Seksi PAI juga sudah menerima email yang berisi tentang pemberitahuan rencana pelaksanaan UKA. Namun belum ada kepastian tempat pelaksanaannya,” kata Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si di ruang kerjanya. 

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa seluruh Guru PAI peserta sertifikasi 2014 diminta persiapkan diri. “Berdasarkan email sebelumnya, Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak diminta untuk segera mensosialisasikan kepada guru PAI yang telah terinput datanya di Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG). Khususnya berkenaan dengan hal-hal yang harus dipersiapkan. Terutama kesiapan ujian dan administrasi untuk mengikuti UKA,” tuturnya. 

Lebih lanjut Hanafi mengatakan bahwa persyaratan tersebut sudah disosialisasikan kepada Guru PAI yang namanya dinyatakan lulus sebagai peserta sertifikasi 2014. “dari sepuluh Guru yang masuk data longlist, satu orang mengundurkan diri. Sehingga hanya sembilan orang saja yang akan mengikuti UKA di IAIN Pontianak pada 13 Juli nanti,” paparnya.

Berdasarkan surat dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Nomor: Un.01/F1/OT.01.7/890/2014 tanggal 10 Juli 2014, selain menyampaikan tanggal dan tempat pelaksaan UKA juga meminta seluruh peserta untuk berpakaian putih hitam. untuk laki-laki kemeja putih dan celana hitam. Sedangkan perempuan baju putih dan rok hitam. 

Sembilan Guru PAI Kota Pontianak yang berhak mengikuti UKA atas nama Atang Jaelani, S.Pd.I (SMA Walisongo), Ida Nurkilah (SMK AL-Madani), Ismayani Barus (SMA Negeri 04 Pontianak), Lustiawati (SMA Bawari), M. Mas’ud (SMP Putra Khatulistiwa), M. Syukri (SMA Negeri 09 Pontianak), Rosyidah Anies Suri Utami (SMK Mandiri), Susana (SMP Peduli Pendidikan) dan Susilawati (SMP Negeri 04 Pontianak).*(Sumi/Ptk)

ARTIKEL: BERHARAP PEMIMPIN TERBAIK

Jumat, 11 Juli 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Bulan Ramadhan tahun ini terasa berbeda dari biasa. Karena bertepatan dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014. Selain diwajibkan berpuasa, bagi yang memiliki hak suara juga wajib datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tujuannya tentu saja untuk memilih Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan memimpin negeri ini lima tahun ke depan. 

Tanggal 9 Juli sudah berlalu. Sekarang tinggal menunggu hasilnya. Siapa gerangan di antara dua pasang Capres dan Cawapres yang akan menjadi RI-1dan RI-2. Pasangan Prabowo-Hatta ataukah Jokowi-Jusuf Kalla ?

Kita semua percaya bahwa kedua pasangan Capres dan Cawapres tersebut adalah putra terbaik bangsa. Hal itu tidak diragukan lagi. Buktinya mereka bisa mencalonkan diri sebagai Capres dan Cawapres. Akan tetapi, negeri ini hanya butuh satu pasang saja sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Karena apa jadinya negeri ini kalau sampai dipimpin oleh dua Presiden/Wapres. Negara ini bisa kacau dan masyarakatnya pasti galau… (hehehe…). 

Seluruh tim sukses dan pendukung kedua kubu Capres Cawapres saat ini harap-harap cemas. Tidak terkecuali seluruh masyarakat Indonesia. Menanti siapa yang akan menjadi pemimpin negeri ini. Beberapa hasil quick count (perhitungan cepat) dari berbagai lembaga survey masing-masing unjuk gigi. Mereka berlomba-lomba menyampaikan laporan jumlah suara yang diperoleh kedua capres dan cawapres. Ditambah lagi, kedua kubu masing-masing mengklaim bahwa suara merekalah yang terbanyak. Walaupun selisihnya hanya sekian persen saja. Tak ayal situasi tersebut membuat masyarakat bingung. Hal tersebut juga membuat situasi politik di negeri kita sekarang ini sedikit menghangat. 

Hampir setiap lima menit Handphone suami berbunyi. Maklum saja, karena beliau salah satu pengamat politik Kalbar. Kalau tidak ada telepon masuk, ya SMS atau BBM yang isinya menanyakan bagaimana hasil pemilihan presiden yang baru saja berlalu. Persoalannya mereka bingung. Pasangan mana sebenarnya yang menang. Bahkan RRI Pontianak pun ikut meminta komentar dan prediksi yang akan terjadi seputar situasi politik yang sedang menghangat saat ini. 

Gonjang ganjing tersebut membuat saya ikut merasakan dan berpikir tentang situasi politik saat ini. Suhu politik negeri ini seperti magnet dan benar-benar sedang menjadi pusat perhatian banyak pihak. Bahkan dunia. Awalnya saya tidak ingin repot untuk ikut memikirkan persoalan tersebut. Walaupun berkali-kali ada keinginan dan dorongan dari dalam diri untuk menuliskan cerita negeri ini. Tapi akhirnya, naluri sebagai penulis membuat saya memutuskan untuk memainkan jemari ini, menuliskan semua yang ada di pikiran saya. Tentunya tentang keinginan dan harapan sebagai warga negara yang ingin hidup makmur, sejahtera, rukun dan damai. Semua itu tidak akan pernah tercapai, kalau pemimpinnya tidak baik, tidak amanah, tidak adil dan tegas serta tidak berpihak kepada rakyat. 

Kita semua tentu berharap agar presiden dan wapres terpilih adalah pemimpin yang benar-benar sesuai harapan bersama. Pemimpin terbaik yang mampu membawa negeri ini dan seluruh masyarakatnya menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Siapa pun dia, nomor urut 1 atau 2, harus siap menerimanya sebagai pemimpin kita. Karena itu pasti sudah menjadi rahasia Allah sang maha pencipta. 

Sebagai manusia, terkadang lupa bahkan kecewa jika yang diinginkan dan diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya Allah lebih mengetahui dari apa yang diketahui manusia. Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan, tapi bukan yang diinginkan. Karena kalau apa yang kita butuhkan tidak akan pernah salah dan sia-sia. Tetapi kalau apa yang kita inginkan, bisa saja justru akan menjadi bumerang bagi diri sendiri. 

Membaca, mendengar dan menyaksikan apa yang terjadi di berbagai media massa, membuat saya merasa prihatin. Karena banyak pihak yang tidak sabar untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya membutuhkan waktu untuk diputuskan. Tidak dimungkiri, saat ini perkembangan teknologi memang mengajak manusia berpikir cepat. Diharapkan menghasilkan hasil yang valid dan akurat. Akan tetapi, teknologi itu dibawah kendali manusia. Pasti ada saja kekurangannya. Seperti halnya perhitungan suara Pilpres. Berbagai lembaga survei dengan quick count-nya menyampaikan informasi seputar hasil final perhitungan suara. Bahkan, ada yang sudah memastikan pemenang Pilpres adalah capres A. Sebaliknya, ada lembaga survei lain memenangkan capres B. Muncul hasil berbeda dari lembaga survei membuat opini publik terbelah. Ada yang percaya dengan hasil quick count. Namun, justru banyak meragukannya. 

Keberadaan lembaga survei tersebut tidak bisa kita persalahkan. Mereka merupakan bagian dari kemajuan teknologi saat ini. Akan tetapi, sebagai manusia kitalah yang harus berpikir waras dan cerdas di saat ada ketidakberesan dari hasil yang disampaikan. Seperti yang sedang terjadi saat ini. Lembaga survey seperti ada kubu-kubuan. Kubu itu mengklaim bahwa pasangan Capres dan Cawapres merekalah yang menang. Ditambah lagi masing-masing kubu sudah menyampaikan pidato kemenangannya (Masya Allah…).

Di tengah perbedaan hasil hitung cepat tersebut, dikhawatirkan akan menimbulkan potensi konflik. Presiden SBY telah memanggil Probowo-Hatta dan Jokowi-JK. Kedua kandidat tersebut diminta menahan diri. Tujuannya agar tidak menimbulkan gesekan di tingkat grassroot (akar rumput). KPU juga merespons. Lalu, mengeluarkan maklumat, pemenang Pilpres hanya ditentukan oleh hitung manual di KPU. Hasil quick count bukan penentu kemenangan. Quick count sifatnya data pembanding. Untuk itu, semua pihak diminta bersabar menunggu perhitungan terakhir 22 Juli 2014. 

Pihak keamanan juga merespons. Dari Panglima TNI sampai Kapolri menyatakan Siaga I. Itu artinya seluruh kekuatan keamanan dikerahkan. Tujuannya agar tidak ada konflik terjadi. Lembaga keagamaan juga tidak mau ketinggalan. Ormas NU dan Muhammadiyah sama-sama mengeluarkan imbauan. Dua organisasi Islam itu meminta seluruh umat untuk bersabar. Jangan melakukan hal-hal yang merusak nilai-nilai agama dan negara. Apalagi saat ini sedang puasa, kendalikan diri agar tidak muncul emosi yang tidak rasional. Serahkan semua pada perhitungan KPU

Sejauh ini syukur alhamdulillah, Indonesia aman. Kalbar juga aman. Mudah mudahan sampai pengumuman KPU 22 Juli nanti, negeri kita ini akan tetap aman. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia, Indonesia menjadi sorotan dunia. Banyak yang mengamati proses demokrasi negara berpenduduk 240 juta ini. Tak sedikit negara lain belajar demokrasi dengan Indonesia. Sejauh ini, kita sangat bangga. Tidak ada setetes darahpun mengalir. Di sini membuktikan kedewasaan rakyat Indonesia dalam berdemokrasi. 

Tinggal selangkah lagi bagi negeri ini menentukan pemimpinnya, yakni perhitungan KPU. Mudah-mudahan pada puncak klimaknya itu, tidak ada konflik, keributan, maupun kerusuhan. Menang pantas diucapkan selamat. Kalah harus legowo. Menang jangan busungkan dada. Kalah jangan kecewa. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. 

 Sesungguhnya saat ini hanya Allah yang maha mengetahui siapa pemimpin negeri ini lima tahun ke depan. Seperti diketahui, selisih suara yang disampaikan berbagai lembaga survey tersebut sangat tipis. Sehingga sulit untuk diprediksi siapa yang akan menang. Lebih baik kita semua belajar untuk bersabar dan menunggu hasil pengumuman dari lembaga yang sah dan resmi. 

Akhirnya, bertepatan dengan momentum Ramadhan 1435 H, saya ingin mengajak kepada semua untuk berdo’a dan memohon kepada Allah SWT Tuhan YME, agar pemimpin terpilih nanti adalah pemimpin terbaik yang dibutuhkan negeri kita tercinta. Pemimpin terbaik yang dibutuhkan seluruh masyarakat Indonesia. Semoga apa yang menjadi harapan kita semua akan terwujud di bulan yang mulia, penuh rahmat dan barokah ini. Amien.*(Sumi/Ptk: Penulis adalah Pelaksana Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak).

Selasa, 08 Juli 2014

TETAP SEMANGAT WALAU BERPUASA

Rabu, 2 Juli 2014 –www.kalbar.kemenag.go.id


Di hari pertama dan kedua masuk kantor di Bulan Ramadhan, terasa suasana yang sedikit berbeda dari biasanya. Pagi hari sebelum bel kantor berbunyi, Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak sedikit lengang dan menyejukkan. Suasana religius terasa begitu kuat. Untaian ayat-ayat AlQur’an terdengar hampir di setiap sudut ruangan yang mayoritas pegawainya muslim. Subhanallah, ternyata setiap pegawai menyempatkan waktu untuk membaca AlQur’an beberapa saat sebelum memulai pekerjaan.

Untaian ayat-ayat AlQur’an tersebut begitu indah dan begitu menyejukkan relung sanubari setiap muslim yang mendengarkannya. Tak terkecuali penulis yang kebetulan melewati beberapa ruangan di Kantor yang beralamat di Jalan Zainuddin Nomor 4 Pontianak ini. Maklumlah, kebetulan ruangan penulis berada di belakang dan hampir diujung bangunan.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Suara bel terdengar dua kali dari bagian umum. Itu pertanda jam masuk kantor dimulai. Karena berdasarkan edaran dari Kemenag bahwa selama Ramadhan jam masuk kantor yang semula pukul 07.30 WIB diundur menjadi pukul 08.00 WIB. Namun ternyata ada beberapa Pegawai yang minta izin untuk keluar kantor. Hal tersebut dikarenakan harus mendaftarkan anak mereka untuk masuk ke sekolah yang baru. Walaupun demikian, rutinitas di kantor tetap berjalan seperti biasa. Pelayanan kepada masyarakat tetaplah yang utama. Tidak ada yang ditunda. Kecuali memang ada hal-hal yang tidak bisa ditunggu.

Semua bagian dalam hal ini Seksi dan Penyelenggara di Kantor yang dipimpin Drs. H. Ja’far. A, M.Si ini memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti biasa. Hanya saja jam pelayanannya diundur 30 menit dari hari-hari biasa di luar ramadhan. Dari depan, ada bagian umum yang selalu disibukkan dengan administrasi persuratan, yang nampaknya sudah menumpuk di meja salah satu pelaksananya.

Demikian juga dengan bagian-bagian yang lainnya. Hampir di setiap ruangan terlihat beberapa tamu mulai berdatangan untuk berurusan. Seksi Bimas Islam, Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Diniyah dan Pontren, Seksi Pendidikan Agama Islam, Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah, penyelenggara Buddha, Kepegawaian dan Keuangan semuanya melakukan rutinitas seperti biasa. Tidak terkecuali ruangan Penyelenggara Syari’ah dan pengawas yang berada di lantai dua bangunan. Semuanya tetap semangat melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. 

Menjelang Shalat Dzuhur, suara Azan berkomandang merdu dari mushalla Kantor Kemenag Kota Pontianak. Hampir seluruh pegawai muslim meninggalkan ruangan untuk sesaat melaksanakan rukun Islam kedua tersebut. Subhanallah, ternyata Mushalla kantor terasa begitu kecil dan sempit. Karena tidak bisa menampung seluruh jamaah. Akhirnya ada yang sholat di putaran kedua. Usai melaksanakan sholat dzuhur, ada yang melanjutkan tadarrus AlQur’an dan ada pula yang beristirahat untuk melepas lelah. Namun ada pula yang melakukan aktivitas lain di lingkungan kantor maupun di luar kantor.

“Puasa bukan alasan untuk kita bermalas-malasan. Dengan berpuasa seharusnya kita lebih semangat untuk melakukan setiap pekerjaan kita. Karena setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan ikhlas selama berpuasa, akan menjadi ladang pahala yang berlipat ganda bagi kita semua,” kata Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Pontianak, H. Ernan, S.Ag., M.Si di ruang kerjanya, Senin (30/06/2014).

Apa yang disampaikan H. Ernan ada benarnya. Bahkan dalam sebuah hadis dikatakan, bahwa tidurnya orang berpuasa menjadi ibadah. Meskipun sebenarnya hadits tersebut diketahui dari berbagai sumber tergolong hadits yang tidak shahih (maudhu’). Tapi tidak ada salahnya untuk memotivasi setiap orang untuk melakukan ibadah kepada Allah selama Bulan Ramadhan.

Maksudnya adalah, dari pada berpuasa sambil menggunjing dan melakukan hal-hal negatif lainnya, bukankah lebih baik orang yang berpuasa tersebut tidur dengan niat ibadah kepada Allah? Nah… Kalau tidur orang berpuasa saja bisa menjadi ibadah, apa lagi kalau melakukan aktivitas/bekerja. Insya Allah nilai ibadahnya akan jauh lebih besar. Ini hanya pendapat penulis. Silahkan saja kalau ada yang berpendapat berbeda.

Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengajak seluruh keluarga besar Kementerian Agama untuk tetap semangat melakukan seluruh aktivitas sehari-hari. Puasa jangan dijadikan beban. Puasa jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Lakukan seluruh aktivitas dengan senyuman, ikhlas dan tetap semangat. Insya Allah akan menjadi amal sholeh bagi kita. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1435 H/2014 M. Semoga kita semua akan menjadi manusia pilihan Allah dengan predikat taqwa. Amien…*(Sumi/Ptk)

Sabtu, 05 Juli 2014

GURU PAI PESERTA SERTIFIKASI 2014 DIMINTA PERSIAPKAN DIRI

Sabtu, 5 Juli 2014 –www.kalbar.kemenag.go.id


Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI telah menetapkan peserta sertifikasi Guru dan Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah Tahun 2014. Penetapan tersebut dituangkan dalam bentuk surat keputusan. Khusus Kota Pontianak ada sepuluh Guru PAI yang berhak mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) yang akan dilaksanakan pada 13 Juli 2014.

Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si ditemui di ruang kerjanya Jum’at (04/07/2014) menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima email dari Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar tentang pemberitahuan pelaksanaan UKA tahun 2014. 

Berdasarkan email tersebut, Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak diminta untuk segera mensosialisasikan kepada guru PAI yang telah terinput datanya di Aplikasi Penetapan Peserta Sertifikasi Guru (AP2SG). Khususnya berkenaan dengan hal-hal yang harus dipersiapkan. Terutama kesiapan ujian dan administrasi untuk mengikuti UKA

“Khusus untuk Kota Pontianak ada sepuluh Guru PAI yang dinyatakan lulus. Kami juga sudah menyampaikan berita bahagia ini kepada yang bersangkutan agar bisa mempersiapkan diri. Khususnya untuk persiapan pelaksanaan UKA yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014. Sedangkan untuk tempat masih dikoordinasikan,” kata Hanafi menjelaskan. 

Sepuluh Guru PAI Kota Pontianak yang berhak mengikuti UKA atas nama Atang Jaelani, S.Pd.I (SMA Walisongo), Ida Nurkilah (SMK AL-Madani), Ida Rachmatiyah (SMP Haruniyah), Ismayani Barus (SMA Negeri 04 Pontianak), Lustiawati (SMA Bawari), M. Mas’ud (SMP Putra Khatulistiwa), M. Syukri (SMA Negeri 09 Pontianak), Rosyidah Anies Suri Utami (SMK Mandiri), Susana (SMP Peduli Pendidikan) dan Susilawati (SMP Negeri 04 Pontianak).

Guru PAI yang namanya dinyatakan lulus, hendaknya dapat mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1) Mempersiapkan diri dalam mengikuti UKA dan PLPG; 2) Mempersiapkan dokumen/administrasi yang dipersyaratkan (Print out NUPTK dari Aplikasi “Padamu Negeri” terakhir, Surat Keterangan Lahir/Akte Kelahiran, Foto Copy Ijazah Terakhir serta Print Out Form A1 yang sudah ditanda tangani Kepala Kemenag Kabupaten/Kota).

Selain itu, khusus bagi Guru PNS diminta untuk mempersiapkan Foto Copy SK Kepangkatan terakhir, Foto Copy SK Penempatan Kerja sebagai guru PAI terakhir, serta Foto copy SK-SK/Surat-surat Keterangan Mengajar (untuk bukti pemenuhan masa kerja). 

Sedangkan persyaratan khusus bagi Guru Non PNS diminta untuk mempersiapkan Surat Keterangan lama mengajar dari Kepala Sekolah untuk Non PNS pada Sekolah Negeri atau dari Yayasan/lembaga swasta tempat mengajar bagi guru Non PNS pada sekolah Swasta. Selanjutnya juga Foto Copy SK Penempatan Kerja/Tugas dari Dinas untuk guru Non PNS pada Sekolah Negeri atau Surat Pengangkatan dari Yayasan/Lembaga Swasta Tempat Mengajar bagi Non PNS pada Sekolah Swasta. Serta Foto copy SK-SK/Surat-surat Keterangan Mengajar (untuk bukti pemenuhan masa kerja) sejak Tahun 2005. 

Untuk persyaratan lain, akan diberitahukan pada surat panggilan PLPG. Seluruh dokumen-dokumen asli tersebut, harus dibawa ketika UKA sebagai bukti foto copy yang akan diserahkan adalah benar. Informasi lebih lanjut silahkan datang langsung ke Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Jalan Zainuddin Nomor 4 pada hari dan jam kerja.*(Sumi/Ptk)

Jumat, 04 Juli 2014

PENDIDIKAN ISLAM HARUS BERPERAN DALAM MENINGKATKAN INDEKS KEBAHAGIAAN ORANG INDONESIA

Sabtu, 5 Juli 2014 - www.kemenag.go.id


Foto
Surabaya (Pendis) - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam menilai pembangunan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik, dalam pengelolaannya harus menerapkan prinsip transparansi dan akuntabel agar output dan outcome-nya tercapai dengan jelas, hal itu disampaikan dalam Workshop Penatausahaan Perbendaharaan yang diselenggarakan oleh Bagian Keuangan Ditjen Pendidikan Islam pada tanggal 22-25 Juni 2014 di Surabaya yang diikuti oleh 120 Bendahara Pengeluaran Tingkat Kanwil dan Kankemenag dari Provinsi Jawa Timur, Bali dan NTB.

Pada bagian lain Nur Syam menyinggung paradigma baru tentang tujuan kegiatan ekonomi yang bukan lagi untuk mencari kesejahteraan, melainkan mencari kebahagiaan karena kesejahteraan adalah bersifat material dan bagian dari kebahagiaan.

"Kedepan kegiatan ekonomi diharapkan mencari kebahagian. survey BPS mengindikasikan Indeks kebahagian orang Indonesia meningkat artinya semakin baik pendidikan semakin tinggi kesejahteraan maka semakin bahagia, disinilah peran pendidikan Islam diuji untuk meningkatkan indeks kebahagiaan orang Indonesia, "kata Nur Syam.

Disisi lain dia mengatakan, Kementerian Agama mempunyai satker terbanyak diantara Kementerian/Lembaga lain, yang paling besar adalah di program pendidikan Islam yang berjumlah 4.428 Satker. Menurut dia ada keinginan dari Menteri Agama untuk merampingkan atau menyerahkan Satker Madrasah ke Kankemenag, untuk itu sedang menyiapkan naskah akademik untuk membahas keinginan tersebut.

Kementerian Agama lanjut Nur Syam juga sedang menggagas sistem informasi manajemen bansos dan penataan asset sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas dalam pengelolaan Bansos dan asset mengingat kedua faktor tersebut yang menyebabkan tertahannya pada opini WTP DPP.

"Tantangan tersebut harus segera diatasi, perubahan ada ditangan kita termasuk para bendahara apalagi reformasi birokrasi akan dimulai pada bulan Agustus 2014. Anggaran sudah disiapkan artinya mindset dan paradigma harus berubah dalam hal kinerja karena itulah yang menentukan besaran dari apa yang kita dapat, "Tutupnya.
(acm/ra.

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN GURU DAN PENGAWAS PAI KOTA PONTIANAK (26 JUNI 2014)