Kamis, 29 Mei 2014

ARTIKEL: BERSABAR DAN BERSYUKUR ITU INDAH

Oleh : Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si*


Hidup ini seharusnya selalu berada di antara dua hal. Yakni bersabar dan bersyukur. Bersabar dalam ujian dan bersyukur dalam kenikmatan. Artinya, bersabarlah kita saat ditimpa kesusahan, dan bersyukurlah selalu saat kita diberi kenikmatan. 

Dua Kata ini bila diiringi dengan ketekunan dan kerja keras, Insya Allah akan membuat hidup kita menjadi indah (sukses). Karena Allah tidak akan mungkin membiarkan hamba-hamba-Nya yang selalu bersabar dan bersyukur serta selalu tetap berusaha. Insya Allah…

Saya jadi teringat dengan curhat seorang sahabat yang saat ini mungkin hidupnya sedang diuji Allah. Sebut saja Ahmad (bukan nama sebenarnya). Beberapa hari yang lalu dia datang bersama istrinya ke rumah kami, menceritakan musibah yang dialaminya. Usahanya nyaris bangkrut. Hingga keadaan ekonomi keluarganya pun ikut prihatin. Ahmad yang dulunya menjadi tulang punggung keluarga, kini tidak bisa berbuat banyak. Untunglah istrinya juga memiliki usaha. Walaupun hanya kecil-kecilan. Tapi cukuplah untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Meskipun tidak bisa lagi membeli apa saja yang diinginkan seperti waktu usahanya masih jaya. 

Sebenarnya, dulu Ahmad hidup serba kekurangan. Dia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Berkat usaha dan kerja kerasnya, akhirnya dia diberi keluasan rezeki oleh Allah hingga dia menjadi seorang yang boleh dibilang berada. Anak dan istrinya hidup serba berkecukupan. Bahkan di keluarga besarnya, Ahmad menjadi satu-satunya yang berhasil dan membanggakan seluruh keluarganya. 

Selain berada, Ahmad termasuk tipe orang yang suka membantu/menolong orang lain. Setiap ada masalah keuangan di keluarga besarnya, dia menjadi orang pertama yang dimintai bantuan keluarganya. Bahkan teman-teman kuliahnya pun terkadang datang kepadanya untuk meminjam uang. Meskipun terkadang ada yang lupa membayar/mengembalikan uang pinjamannya. 

Kini usahanya nyaris bangkrut. Dia gelisah dan bingung, bagaimana harus menceritakan kepada keluarga besarnya kalau usahanya saat ini sedang bermasalah. Mau pinjam uang kepada keluarganya, itu tidak mungkin. Karena selama ini, dialah yang selalu meminjamkan uang kepada mereka semua.
Untunglah di saat usaha Ahmad sedang terpuruk, istrinya selalu menyemangatinya. Selalu menghiburnya untuk selalu bersabar dan tetap optimis berusaha. 

“Karena dulupun kita juga pernah hidup susah. Kalaupun sekarang kembali susah, rasanya tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan diri,” hibur istrinya kepada Ahmad.

Sebagai sahabat, saya terenyuh mendengar ceritanya. Saya sangat paham apa yang dirasakan Ahmad saat ini. Memang tidak mudah untuk menjalani hari-hari ke depan yang mungkin akan lebih menyulitkan. Sebagai seorang istri, saya pun bisa merasakan apa yang dirasakan istri Ahmad. Mungkin dia bisa berkata dengan tegar untuk menghibur suaminya. Tapi saya yakin, sesungguhnya diapun gundah menghadapi masalah keuangan keluarganya. 

Bagaimanapun perasaan mereka saat ini, sebagai sahabat saya hanya menyarankan untuk selalu bersabar dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yang masih diberikan Allah kepadanya saat ini. Karena nikmat itu tidak hanya berupa uang dan harta benda. Tapi juga nikmat kehidupan dan kesehatan yang diberikan Allah kepada kita. Serta udara yang kita hirup secara gratis, dan semua anggota tubuh yang kita miliki secara lengkap. Itu semua merupakan nikmat yang semestinya harus selalu kita syukuri.

Rasulullah bersabda, “Aku bangga dengan seorang muslim, jika menimpa kepadanya suatu musibah ia ikhlas dan bersabar. Jika mendapatkan kebaikan, ia memuji Allah dan bersyukur. Sesungguhnya muslim itu pada segala aktivitasnya selalu akan mendapatkan pahala dari Allah sekalipun pada sesuap nasi yang ia masukkan ke dalam mulutnya.” (HR Imam Baihaqi dari Sa’ad). 

Sabar secara etimologi berarti menahan dan mengekang. Secara terminologis sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan sabar adalah menahan diri dari suatu penderitaan, baik dalam sesuatu yang tidak diingini maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Imam Al-ghazali mengatakan bahwa sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya atas dorongan ajaran Islam. Barang siapa yang dapat menundukkan dorongan hawa nafsu secara terus menerus maka orang tersebut termasuk golongan orang yang sabar.

Sementara kata “syukur” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah. Sedangkan menurut Ar-Raghib Al-Isfahani salah seorang yang dikenal sebagai pakar bahasa Al-Quran menulis dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Quran, mengandung arti “gambaran dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan.” Kata ini menurut sementara ulama berasal dari kata “syakara” yang berarti “membuka”, sehingga ia merupakan lawan dari kata “kafara” (kufur) yang berarti menutup (salah satu artinya adalah) melupakan nikmat dan menutup-nutupinya.

Bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah, hendaknya selalu membasahi lisan kita setiap hari. Bersyukur atas semua nikmat yang kita raih setiap waktu. Karena sebagai manusia sudah sepantasnya kita harus selalu bersyukur dengan apa pun yang kita miliki hari ini. Seperti janji Allah di dalam surah Ibrahim ayat 7, yang artinya, sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu ingkar (kufur), maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih. Na’uzubillah summa na’uzubillah. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang selalu bersyukur. 

Bersabar dan bersyukur dalam keadaan senang mungkin akan lebih mudah. Tapi bagaimana kita bisa bersabar dan bersyukur dalam keadaan kesusahan dan kesulitan ekonomi?

Memang tidak mudah untuk bersabar dan bersyukur di kala manusia diuji Allah dengan kesusahan hidup. Tapi percayalah, Allah lebih mengetahui siapa hamba-hambanya yang pantas mendapat ujian untuk meningkatkan derajat kemanusiaannya di sisi Allah. Siapa pun yang lulus dan mampu melewati ujian tersebut, maka Insya Allah dia akan menjadi manusia pilihan Allah yang layak untuk mendapat tiket ke syurganya Allah SWT

Terlepas dari cerita keluarga Ahmad, terkadang manusia suka lupa untuk bersyukur kepada Allah di kala senang. Di saat diberikan Allah rezeki berlimpah, mereka selalu lupa untuk berbagi kepada sesama. Berpoya-poya dengan rezki yang dititipkan Allah. Tanpa peduli kepada teman, keluarga dan tetangga yang hidupnya serba susah dan kekurangan. 

Setelah diuji Allah dengan kesulitan hidup, barulah mereka sadar bahwa betapa tidak enaknya menjadi orang susah. Barulah mereka tahu bahwa sesungguhnya harta yang dimilikinya hanyalah titipan Allah yang tidak akan kekal selamanya. Penyesalan memang terkadang datangnya belakangan. Tapi yakinlah, selalu ada jalan dan kesempatan untuk siapa saja yang dengan tulus mau berubah, sebelum ajal datang menjemput. 

Ketahuilah wahai saudaraku, hidup ini bagai roda yang selalu berputar. Terkadang di atas, terkadang di bawah. Ibarat kehidupan, terkadang senang terkadang susah. Sekali waktu kita dititipi uang dan harta berlimpah, tetapi di lain waktu bisa saja harta dan uang yang kita miliki akan sirnah. Tidak perlu kita risau dan galau. Itu semua sudah menjadi hukum alam. Yang penting bagaimana kita menyikapinya. Selalu berbaik sangkalah kepada Allah. Karena Allah itu maha baik.

Sekali lagi saya katakan, bersabarlah selalu di saat kita ditimpa kesusahan, dan bersyukurlah selalu saat kita diberi kenikmatan. Ingatlah, jika kita diuji dengan kesusahan, maka jangan pernah kita lari dari mengingat Allah. Tetap dekatkan diri kepada Allah. Berdo’a dan memintalah kepada-Nya sembari tetap berusaha. Insya Allah segala kesulitan itu akan segera berlalu. Hanya tinggal menunggu kapan waktu yang tepat. Percayalah, Allah pasti lebih mengetahui kapan waktu itu tiba. 

Jika kita mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap apa pun yang menimpa kita hari ini, Insya Allah kita akan menjadi manusia yang lebih bijak dan selalu bersabar dan bersyukur dalam setiap keadaan. Hingga pada akhirnya semuanya akan indah pada waktunya. 

Rasa syukur bisa kita wujudkan dengan beberapa cara. Antara lain bersyukur dengan hati dan perasaan, yakni merasa puas dengan apa yang kita miliki. Selanjutnya bersyukur dengan lisan, yakni dengan mengakui anugerah dan memuji pemberian Allah kepada kita, dengan tidak lupa mengucapkan Alhamdulillah untuk setiap kebaikan yang kita terima. Kemudian bersyukur dengan perbuatan dan bersyukur dengan harta benda yang kita miliki, yakni dengan tidak lupa memanfaatkan anugerah rezeki yang kita peroleh tersebut untuk bebagi kepada sesama yang membutuhkan pertolongan. 

Akhirya, mari kita saling mengingatkan untuk tetap bersabar dalam segala kesulitan yang kita hadapi, dan selalu bersyukur atas setiap hal yang dihadirkan dalam hidup kita. Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk kita semua. Dan semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang selalu bersabar dan bersyukur kepada Allah di setiap waktu dan kesempatan. Amien…* 

*Penulis adalah Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar