Minggu, 18 Januari 2015

Indahnya Kebersamaan Di Saat Syukuran

Selasa, 13 Januari 2015, 10:09 –http://kalbar.kemenag.go.id


 
 
Usai sudah seluruh rangkaian acara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) ke-69 di Kota Pontianak. Rangkaian acara ditutup dengan syukuran dan ramah tamah pada Kamis, 8 Januari 2015 di Aula Lantai 2 Kantor Kementerian Agama, Jalan Zainuddin Nomor 4 Pontianak.

Sekitar 300 undangan dan 50 siswa/i madrasah ikut memeriahkan acara syukuran dengan mempersembahkan berbagai hiburan. Mulai dari persembahan Hadrah dan Shalawat dari Siswa MAS Al-Adabiy, tari Jepin oleh Siswi Filial MAN 2 (dulu, MAS Syahid), Nasyid dari MAN 2 sampai persembahan musik angklung dari siswa/i MTs Negeri 1 Pontianak. Seluruh hadirin ikut larut dalam suasana suka cita.

Usai acara syukuran, banyak yang memberikan ucapan selamat kepada ketua panitia dan menilai bahwa syukuran kali ini benar-benar sukses. Seluruh panitia ikut bersyukur atas suksesnya rangkaian acara peringatan HAB Kemenag yang telah dilakukan. Penilaian tersebut kiranya tidak berlebihan. Karena penulis sendiri ikut merasakan bahwa acara syukuran dan ramah tamah yang berlangsung kemarin sungguh luar biasa.

Tamu dan undangan serta pegawai yang hadir tidak bisa dibendung. Acara syukuran HAB nyaris seperti pesta pernikahan. Selain meriah dengan hiburan, pas giliran makan siang seluruh undangan terlihat antre sangat panjang. Sementara untuk para pejabat/petinggi Kemenag menikmati hidangan saprahan. Walau dengan menu sederhana (opor ayam kampung, sayur keladi, ikan asin, sambal terasi dan lalapan) tapi semua ikut menikmati.

Satu hal yang menjadi catatan bagi penulis, sukses/keberhasilan itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa diusahakan. Dan setiap usaha Insya Allah akan membuahkan hasil. Tergantung seberapa keras orang itu mengupayakannya.

Demikian halnya dengan suksesnya rangkaian acara peringatan ulang tahun Kemenag ke-69 di Kota Pontianak. Suksesnya acara tersebut tidak lepas dari usaha dan kerja keras dari semua panitia yang saling bahu membahu untuk bersama-sama menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Adanya kerja sama yang baik semua pihak menjadikan rangkaian acara peringatan itu terasa lebih bermakna. Saling membantu dan saling men-support satu dengan yang lain membuat kebersamaan keluarga besar Kemenag Kota Pontianak semakin terasa lebih akrab.

Sebagai bendahara panitia, penulis merasakan senang, bahagia sekaligus terharu berbaur menjadi satu. Pasalnya seluruh rangkaian acara sudah berakhir. Dan Alhamdulillah semuanya berjalan lancar dan sukses. Tanpa meninggalkan beban apa lagi hutang. Hehehe…

Jujur, penulis merasakan rasa kebersamaan yang begitu indah saat acara syukuran berlangsung. Semua Bagian/Seksi dan Penyelenggara ikut ambil bagian tanpa dikomando. Mereka bekerja dengan penuh kesadaran bersama-sama ikut mensukseskan acara puncak peringatan HAB Kemenag yang dihelat panitia.

Sebelumnya, terkadang sekali waktu di Bagian/Seksi tertentu mengadakan acara sendiri tanpa melibatkan bagian yang lain. Hal tersebut bisa dimaklumi. Mungkin persediaan makanan terbatas (Kikikik) atau mungkin tidak mau membuat seksi yang lain jadi terganggu aktivitas dan pelayanannya.

Tapi, pada syukuran kemarin, seluruh Bagian/Seksi dan penyelenggara berbaur menjadi satu dalam bingkai kebersamaan. Mulai dari petugas parkir, penyambut tamu, seksi acara, juru foto, operator sound system, menghidangkan makanan, petugas penyerahan hadiah pertandingan dan lomba, dan lain-lainnya, semuanya terlihat kompak. Subhanallah, indahnya kebersamaan itu.

“Good job for all. Thank you very much.. untuk semua teman-teman atas kerja samanya. Semoga semangat kebersamaan tersebut akan tetap terus terpelihara di Kantor Kemenag yang kita cintai ini,”.

Tidak ada perasaan saling curiga apa lagi membenci. Karena kita semua satu keluarga. Keluarga besar yang saling melengkapi.Keluarga besar yang saling menguatkan di saat rapuh. Saling mensupport di saat terpuruk. Saling membantu di saat diperlukan.

Akhirnya, Selamat HAB Kemenag ke-69. Semoga HAB Kemenag menjadikan kita aparatur kemenag yang selalu termotivasi untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dalam memberikan pelayanan di setiap kesempatan. Semoga!!!.*(Sumiati/Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak).

Dummy Sertifikat Pendidik Tiga Guru PAI Pontianak Terbit

Senin, 12 Januari 2015, 09:23 – http://kalbar.kemenag.go.id



Setelah beberapa waktu menunggu, akhirnya Dummy Sertifikat Pendidik tiga Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Kota Pontianak terbit. Duplikat sertifikat Pendidik yang diterbitkan UIN Jakarta tersebut diberikan kepada Guru PAI yang dinyatakan lulus Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2014. 

Selanjutnya duplikat sertifikat tersebut diminta untuk diverifikasi sesuai dengan data guru yang sebenarnya. Tiga Guru PAI Kota Pontianak tersebut atas nama Izhar (Guru SMP Negeri 22 Pontianak), Sahiri (Guru SD Negeri 35 Pontianak Utara), dan Supartini (Guru SD Negeri 08 Pontianak Utara).

Kepala Seksi PAI pada Pendidikan Menengah Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar, Samsul Bahri, S.IP, ditemui di Kemenag Kota Pontianak, Kamis (8/1/2014) mengatakan bahwa Duplikat perbaikan sertifikat tersebut diberikan untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penulisan nama, tempat tanggal lahir dan bidang studi sertifikasi bagi guru PAI yang bersangkutan.

Kepada Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Samsul juga meminta agar Dummy sertifikat tersebut segera diserahkan kembali kepada Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar kalau sudah diverifikasi oleh guru yang bersangkutan. Agar bisa secepatnya dikirim ke UIN Jakarta.*(Sumi/Ptk)

Rabu, 14 Januari 2015

Pengalihan Pencairan Dana Sertifikasi Guru PAI Non PNS

Senin, 12 Januari 2015, 09:21 – http//kalbar.kemenag.go.id


 
 
Tahun 2015, dipastikan pembayaran tunjangan sertifikasi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Non PNS diserahkan kepada Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten/Kota. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah proses dan memperpendek rentang kendali pencairan dana sertifikasi Guru PAI Non PNS.

Pemberitahuan tersebut disampaikan Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar melalui surat yang dikirim via email kepada Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak. Surat dengan Nomor: Kw.14.3/2/PP.01.1/35/2015 tanggal 7 Januari 2015 tentang Pengalihan Pencairan Dana Sertifikasi, ditandatangani Kabid PAKIS, H. Wildan, S.HI.

Surat dikirim kepada Kepala Kemenag Kabupaten/Kota se Kalbar. Berdasarkan surat tersebut, Kemenag Kabupaten/Kota diminta untuk segera menyampaikan nama dan jumlah guru yang belum dibayarkan Tunjangan sertifikasinya. Pengiriman nama ke Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar paling lambat tanggal 15 Januari 2015.

Kepala Seksi PAI pada Pendidikan Menengah Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar, Samsul Bahri, S.IP ditemui di Kemenag Kota Pontianak, Kamis (8/1/2015) membenarkan informasi tersebut.

“Sesuai dengan apa yang pernah kami sampaikan sebelumnya, Insya Allah tahun ini seluruh tunggakan sertifikasi Guru PAI Non PNS akan dibayarkan melalui Kemenag Kabupaten/Kota. Karena sudah kami anggarkan di dalam DIPA tahun 2015,” jelas Samsul begitu ia biasa disapa.

Lebih lanjut Samsul mengatakan, mohon kerja sama seluruh kabupaten/kota untuk segera mengirimkan nama dan jumlah guru yang belum dibayar Tunjangan sertifikasinya. Dengan data tersebut, baru akan dikirimkan dana sesuai yang diajukan kepada Bidang PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si menyambut baik dan mengatakan akan meminta stafnya untuk segera mengirim data yang diminta Bidang PAKIS.

“Syukur Alhamdulillah sudah ada kejelasan untuk pembayaran tunjangan sertifikasi Guru PAI Non PNS. Karena saat ini seluruh NRG Guru PAI Kota Pontianak sudah terbit semua. Sehingga tidak ada masalah lagi. Mudah-mudahan proses berikutnya tidak panjang dan bisa segera direalisasikan,” harap Hanafi.

Berdasarkan data dari Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak bahwa Guru PAI Non PNS Kota Pontianak yang belum dibayar TPG atau tunjangan sertifikasinya berjumlah 25 Orang. Tiga orang diantaranya bahkan belum dibayar selama dua tahun (Tahun 2013 s/d 2014). Selebihnya tunggakan tahun 2014.*(Sumi/Ptk)

Tiga Pengurus KPN Kopenda Terima Satyalancana Karya Satya

Senin, 5 Januari 2015, 09:20 – http//kalbar.kemenag.go.id


 
 
Bertepatan dengan upacara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia Ke-69 di Kota Pontianak, Sabtu (3/1/2015), tiga Pengurus Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Kopenda Terima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya.

Tiga pengurus koperasi Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak tersebut adalah Syarifah Rasyiah, yang menjabat sebagai Bendahara Koperasi. Ibu yang juga adalah Pelaksana Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Pontianak ini menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun.

Kemudian Shalahuddin Marta Yusra (Sekretaris Koperasi) dan Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si (Wakil Sekretaris Koperasi). Keduanya adalah Pelaksana Seksi PAI yang menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 Tahun.

Satyalancana Karya Satya adalah penghargaan atas darma bakti PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, negara dan pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus menerus paling singkat 10 tahun, 20 tahun, atau 30 tahun.

Selain tiga pengurus koperasi tersebut masih ada 16 Pegawai Negeri Sipil (sekarang, Aparatur Sipil Negara) yang menerima tanda kehormatan. Berdasarkan informasi dari bagian kepegawaian Kemenag bahwa jumlah keseluruhan penerima tanda kehormatan tersebut sebanyak 19 orang.

Adapun rinciannya, Dua PNS menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun. Enam PNS menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 tahun. Dan 11 PNS menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 tahun.

Di antara 19 nama tersebut, nama Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ja’far. A, M.Si dan Kepala MTs Negeri 2 Pontianak, Drs. H. Razali, M.Pd menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun.

Penganugerahan tanda kehormatan tersebut dilakukan dalam upacara peringatan HAB Kemenag yang dimulai tepat pukul 07.30 WIB di Halaman MTs Negeri 1 Jalan Alianyang Pontianak. Bertindak selaku Inspektur/Pembina Upacara adalah Kepala Bappeda Kota Pontianak, H. Uray Indra Mulya.*(Sumi/Ptk)

Selangkah Lagi UNU Kalbar Berdiri

Jumat, 2 Januari 2015, 11:24 – http//kalbar.kemenag.go.id


 
 
Impian bagi warga nahdiyin untuk memiliki Perguruan Tinggi (PT) sebentar lagi terwujud. Tinggal selangkah lagi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar akan berdiri. Saat ini tinggal menunggu laporan Tim Visitasi Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti).

“Setelah Tim Visitasi Dikti memberikan laporan, kita tinggal menunggu keluarnya izin operasional. Jadi, kedatangan Tim Visitasi Dikti merupakan langkah terakhir. Kita berharap, laporannya segera masuk ke Kemenristek Dikti di Jakarta,” kata Ketua Tanfiziah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar, Drs. M. Zeet Hamdy Assovie, MTM saat menyampaikan sambutan di hadapan Tim Visitasi Dikti di Kampus UNU Kalbar, Rabu (31/12/2014). 

Dijelaskan M. Zeet yang juga Sekda Kalbar ini, upaya pendirian UNU Kalbar bukanlah instant. Kurang lebih empat tahun tim pendirian berjuang. Sekarang, tinggal selangkah lagi perjuangan itu akan menuai hasil.

“Bila izin operasional dikeluarkan oleh Dikti, saat itulah UNU Kalbar sah berdiri. Insya Allah, tahun 2015 UNU Kalbar sudah bisa menerima mahasiswa baru,” papar M. Zeet yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kalbar ini.

“Saya minta, di awal tahun 2015, tim pendirian memonitor Dikti untuk segera mengeluarkan izin operasional UNU. Semua persyaratan telah kita penuhi. Tinggal menunggu selembar izin tersebut,” ujar M. Zeet di hadapan Tim Visitasi serta seluruh undangan yang juga adalah calon tenaga dosen UNU.

Sementara itu, Ketua Tim Pendirian UNU Kalbar, Dr. H. Agung Hartoyo, M.Pd menjelaskan di hadapan Tim Visitasi Dikti, universitas yang didirikan memiliki empat fakultas dan 10 program studi (Prodi). Fakultas Pertanian dengan Prodi Agribisnis, Manajemen Sumberdaya Perairan, Teknologi Budidaya Hasil Perikanan dan Agro Teknologi.

“Kemudian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Matematika, dan Bahasa Inggris. Lalu, Fakultas Ekonomi dengan Prodi Akuntansi,” papar Agung yang juga dosen FKIP Untan.

Terakhir Fakultas Teknik dengan Prodi Sistem Informatika dan Ilmu Lingkungan. Empat fakultas yang didirikan merupakan syarat minimal. Apabila nanti UNU Kalbar mengalami kemajuan pesat, bukan tidak mungkin fakultas maupun Prodi akan ditambah.

“Untuk gedung perkuliahan, untuk sementara di Jalan KH. Achmad Dahlan Gang Jeruk, atau di samping MIN Teladan Pontianak. Saat ini ruang perkuliahan memiliki enam kelas. Kuliahnya nanti dari pagi sampai malam,” beber Agung yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kalbar ini.

Sementara untuk tenaga dosen, jauh sebelumnya sudah dipersiapkan dengan baik. Mereka yang akan menjadi dosen ada yang bergelar Doktor dan Magister. “Kita yakin, dosen yang akan memberikan kuliah adalah dosen yang memiliki kualifikasi ilmu yang bisa diandalkan,” tambah Agung. (Sumi/Ptk)

Kamis, 01 Januari 2015

Merayakan Pergantian Tahun Dengan Bijak

Oleh: Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si*

Rabu, 31 Desember 2014, 09:24 – Artikel - http://kalbar.kemenag.go.id




Tanpa terasa tahun 2014 akan segera meninggalkan kita. Padahal rasanya baru kemarin merayakan tahun baru. Waktu seakan begitu cepat berlalu. Tanpa ada seorang pun yang sanggup memberhentikannya. Itulah fitrah kehidupan. Ada yang datang dan ada pula yang pergi. Demikian halnya dengan pergantian tahun 2014 ke 2015. 

Pergantian tahun baru di satu sisi memang harus kita syukuri. Namun di sisi lain, sebagai manusia hendaknya kita perlu melakukan evaluasi terhadap waktu yang telah kita lewati. Apakah kita telah memanfaatkan waktu yang telah berlalu tersebut dengan baik dan bijak ataukah sebaliknya. 

Berbagai cara biasanya dilakukan masyarakat untuk menyambut perayaan tahun baru. Mulai dari barbeqiu alias bakar daging, ikan, udang dan ayam sampai bakar jagung. Di beberapa sudut kota biasanya ada panggung yang sengaja dibangun masyarakat dengan suara musik yang nyaring dan memekakkan telinga untuk sekedar menunjukkan eksistensinya sedang merayakan tahun baru. Bahkan pemerintah Kota Pontianak tahun ini sengaja mendatangkan Grup Band ternama “Kangen Band” untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat tidak melakukan hal-hal negatif. 

 Merayakan pergantian tahun baru masehi sebenarnya sah-sah saja. Meskipun tidak ada tuntunannya di dalam agama. Anggap saja perayaan menyambut tahun baru sebagai wujud rasa syukur kita karena diberi kesempatan Yang Maha Kuasa dengan umur panjang dan kesehatan. Akan tetapi perayaan menyambut pergantian tahun tersebut harus dilakukan dengan bijak dan positif.

Banyak jemaah masjid di Pontianak yang menggelar doa bersama, zikir, dan tausiah. Mereka melakukan introspeksi, merenung apakah tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Bila banyak kekurangan atau banyak melakukan dosa, akan diperbaiki di tahun baru. Tahun ini jarang beramal, di tahun baru harus banyak beramal. Intinya harus ada peningkatan amal maupun ibadah dari tahun ke tahun. Ada juga merayakan dengan berkumpul bersama keluarga. Makan-makan, nyanyi, karaoke, atau nonton dvd, dan sebagainya. Tujuannya mengakrabkan seluruh anggota keluarga.

Namun, ada yang merayakan tahun baru dengan melakukan hal-hal negatif dan mubazir. Hal-hal negatif yang penulis maksudkan adalah melakukan pesta seks bebas, pesta narkoba, pesta minuman keras (miras) dan sejenisnya. Kemudian pesta kembang api yang menurut hemat penulis merupakan tindakan yang mubazir dan kurang bermanfaat.

Selain itu, merayakan tahun baru jangan sampai membuat kita terlena dan meninggalkan kewajiban kita sebagai Muslim khususnya. Gara-gara ingin menyaksikan kembang api yang menandai detik-detik pergantian tahun baru, sehingga kita lupa menunaikan kewajiban solat isya. Bahkan solat subuh pun menjadi terlewatkan karena kecapean dan bangun kesiangan. 

Berkaca dari kejadian yang sudah-sudah, perayaan tahun baru sering dirayakan dengan keliru – meskipun masih ada pula masyarakat yang melewati malam pergantian tahun tersebut dengan hal-hal positif. Terutama oleh generasi muda kita. Banyak yang melakukan pesta seks bebas, pesta miras, pesta narkoba, juga biasanya kebut-kebutan dengan kendaraan bermotor sekelompok anak muda di jalan raya. Yang pada akhirnya mengganggu pengguna jalan yang lain. 

Harapan kita semua, hal-hal negatif tersebut tidak terulang kembali di perayaan menyambut tahun 2015. Tentunya harapan tersebut akan bisa terealisasi jika semua pihak ikut bekerjasama memantau perayaan pergantian tahun tersebut. Pihak kepolisian selaku aparat keamanan, Pemerintah Kota/Kecamatan dan kelurahan, pejabat RT/RW, para orang tua yang memiliki anak remaja, tokoh agama dan tokoh masyarakat bisa bersama-sama ikut memantau kegiatan yang dilakukan di lingkungan masing-masing.

Hal yang terpenting adalah generasi muda itu sendiri harus memiliki kesadaran tinggi agar tidak melakukan hal-hal negatif dan sejenisnya. Jika semua pihak menyadari hal tersebut, perayaan tahun baru Insya Allah akan lebih bermakna.

Selamat Tahun Baru 2015. Semoga di tahun yang akan datang lebih baik dari tahun yang telah kita lewati.*(Sumiati/Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak)

Peserta Upacara HAB Kemenag Berpakaian Hitam Putih

Selasa, 30 Desember 2014, 10:53 – http://kalbar.kemenag.go.id





Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini seluruh peserta upacara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Republik Indonesia Ke-69 di Kota Pontianak diminta untuk berpakaian putih hitam. Sedangkan tahun sebelumnya menggunakan pakaian Korpri.

Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia HAB Kemenag Kota Pontianak, H. Ernan, S.Ag., M.Si di ruang kerjanya, Senin sore (29/12/2014). Sedangkan pelaksanaan Upacara Bendera akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Januari 2015, mulai pukul 07.30 WIB di Halaman MTs Negeri 1 Jalan Alianyang Pontianak.

“Berdasarkan Panduan peringatan HAB Kemenag ke 69 tahun 2015 dari Kemenag pusat bahwa tahun ini Pakaian peserta upacara pria, celana hitam, kemeja putih lengan panjang dan berpeci, wanita menyesuaikan. Sementara pakaian upacara untuk pejabat Eselon I dan II, celana hitam, kemeja putih lengan panjang, dasi dan peci, wanita menyesuaikan,” jelas Ernan.

Lebih lanjut Ernan yang juga Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Pontianak ini menyampaikan bahwa panduan atau ketentuan tentang hal tersebut dapat dilihat dan diunduh di www.kemenag.go.id maupun di website kemenag kalbar.

Terkait hal tersebut, Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ja’far. A, M.Si sudah menandatangani surat Nomor: Kd.14.08/1/HM.03/4728/2014 tanggal 29 Desember 2014 tentang Upacara Bendera Memperingati HAB Kemenag Ke 69 Tahun 2015.

Surat tersebut akan dikirim kepada Kasi dan Penyelenggara di lingkungan Kemenag Kota Pontianak, seluruh Kepala Madrasah Negeri dan Swasta serta seluruh Kepala KUA se Kota Pontianak.*(Sumi/Ptk)

Toleransi Itu Indah

Oleh: Sumiati. J. S.Sos.I., M.Si*

Minggu, 28 Desember 2014, 22:51 – Artikel -http://kalbar.kemenag.go.id
 



Toleransi adalah ketika kita mau mengakui dan menerima perbedaan. Ada orang yang berbeda dengan apa yang kita yakini. Salah satu contoh menerima kenyataan bahwa ada saudara kita yang memiliki keyakinan berbeda.

Untuk masalah toleransi ini bukan lagi hal baru bagi saya. Meskipun dari kecil saya bersekolah di madrasah, bahkan kuliah S1 pun di Perguruan Tinggi Islam, namun tidak membuat saya fanatik dengan agama yang saya anut.

Semangat toleransi saya terasah ketika kuliah S1 ada mata kuliah perbandingan agama. Mata kuliah tersebut benar-benar membuat saya belajar untuk memahami agama saudara-saudara yang tidak seiman. Saya dan teman-teman harus mewawancarai beberapa tokoh agama tertentu tentang ritual agama yang mereka jalani.
Bahkan kami pun ikut berkunjung di rumah ibadah tersebut untuk melihat lebih dekat aplikasi pengamalan agama yang mereka jalankan. 

Tidak hanya sekadar tahu, saya dan teman-temanpun harus mempresentasikan apa yang kami dapat dan lihat di lapangan tentang agama tertentu. Tentunya di bawah bimbingan seorang dosen yang kompeten. Jika kami salah memaknainya, maka langsung diluruskan oleh dosen pengampu mata kuliah perbandingan agama. Sehingga tidak ada celah untuk keliru memahami agama orang lain. Apa lagi memberikan lebel “kurang baik” kepada agama lain. 

Berdasarkan apa yang saya pelajari tersebut, tidak ada satu agama pun yang membolehkan untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sama halnya dengan Agama Islam yang saya yakini. Intinya semua agama mengajarkan hal kebaikan dan melarang hal-hal yang keji dan mungkar. Kembali pada semangat bertoleransi, tidak ada alasan bagi kita untuk mencap jelek orang lain. 

Sebagai manusia kita adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Oleh karena itu, semangat toleransi menjadi solusi terbaik untuk kita menjalani kehidupan yang majemuk. Kita harus bisa menerima perbedaan. Mulai dari hal-hal yang kecil sampai kepada kehidupan beragama. Agar kedamaian selalu tersebar di muka bumi ini.

Jadi ingat ketika saya dan suami bertugas di Kabupaten Landak, salah satu kabupaten yang ada di Kalbar. Di kabupaten yang terkenal dengan julukan Kota Intan ini Islam menjadi agama minoritas. Tapi kami tidak mengalami masalah ataupun kendala dalam bermasyarakat maupun beragama. Karena semangat toleransi yang kami miliki sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam diri kami. 

Bagi kami, semua agama itu baik. Walaupun saya tetap meyakini bahwa agama Islamlah paling baik. Saya yakin saudara-saudara lainpun meyakini hal yang sama. Jadi, mengapa harus dipermasalahkan. Saya lebih menganut konsep “berdamai dengan diri sendiri”. Berusaha tidak menganggap diri paling benar, dan berusaha untuk menerima perbedaan. Karena sesungguhnya perbedaan itu sangat indah. 

Lucunya lagi, selain merayakan idul fitri dan idul adha sebagai hari raya umat Islam, kami pun terbiasa ikut senang dan menghadiri perayaan beberapa hari raya keagamaan yang dirayakan oleh saudara non muslim. Khususnya hari raya natal dan Imlek. Kedua hari raya tersebut setiap tahun menjadi hal yang tidak pernah terlewatkan bagi kami. Karena mayoritas teman-teman dan relasi suami ya saudara non muslim. Saat itu, kami tinggal jauh dari saudara dan keluarga. Bagi kami mereka adalah saudara dan keluarga kami yang selalu ada untuk membantu di saat kesulitan. 

Menghadiri open house natal maupun Imlek hampir setiap tahun tidak pernah kami lewatkan. Biasanya kalau natalan, saya selalu diajak suami untuk open house di rumah Bupati Landak juga pejabat-pejabat lainnya. Dilanjutkan ke rumah teman-teman yang lain. Kalau pas Imlek, biasanya kita berkunjung ke rumah saudara yang Tionghoa. Bahkan kami biasanya sampai ke Kabupaten Sanggau untuk menghadiri open house di rumah Bupati Sanggau yang kebetulan teman suami sejak masih bertugas di Pontianak.

Kebiasaan tersebut sampai sekarang pun masih kami jalani. Seperti saat ini, berkunjung ke rumah teman-teman kantor dan relasi suami yang merayakan natal sudah menjadi agenda rutin kami. Menghadiri open house di rumah Gubernur Kalbar di saat natal, maupun open house di rumah Wakil Gubernur Kalbar di saat Imlek itu juga hal yang biasa bagi kami.

Bahkan ketika tahun 2011, tanpa sengaja kami pindah dan tinggal di komplek yang mayoritas non muslim. Karena sudah terbiasa, kami pun tidak mengalami kesulitan. Sampai hari ini, saya dan suami merasa enjoy saja melewati hari-hari kami. Justru kami semakin lebih dewasa menghadapi perbedaan yang ada. Kami merasa harus lebih bijak menghadapi perbedaan agar kedamaian dan ketentraman tercipta dengan indah. Sesungguhnya perbedaan itu akan menjadi indah kalau saja kita mau menerima perbedaan itu dengan lapang dada.*(Sumiati/Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak).