Jumat, 26 September 2014

KURIKULUM 2013 TITIK TOLAK PENINGKATAN KUALITAS PAI DI SEKOLAH

Kamis, 25 September 2014, 09:02 –www.kemenag.go.id


Jambi (Pinmas) —- Pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 PAI merupakan titik tolak bagi peningkatan kualitas PAI di sekolah secara umum. Berkualitas atau tidaknya PAI tergantung pada sejauhmana dapat terpenuhinya kebutuhan pengguna atau pemanfaat pendidikan itu sendiri.

“Kualitas PAI tergantung pada terpenuhi atau tidaknya kepuasan pengguna (customer satisfaction) pendidikan itu sendiri, baik peserta didik ataupun orang tua/masyarakat,” demikian disampaikan oleh Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI), Amin Haedari, saat membuka Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 PAI SD untuk wilayah Jambi, Selasa (23/09).

Bagi Direktur PAI, Kurikulum 2013 menjadi awal mula bagi upaya perbaikan pembelajaran. Jika selama ini guru sangat dominan sebagai satu-satunya sumber ilmu, ke depan, guru bergeser perannya menjadi tutor atau fasilitator bagi peserta didik. Guru harus benar-benar mendorong peserta didik untuk aktif, kreatif dan inovatif serta selalu mencari tahu dalam pembelajaran.

Dalam pandangan alumnus IAIN Sunan Kalijaga ini, terdapat 2 (dua) hal pokok yang harus diperbaiki dalam pembelajaran PAI, yaitu proses dan penilaian. Pada proses pembelajaran, Guru PAI tidak lagi mementingkan ranah pengetahuan saja, tetapi juga ranah ketrampilan dan ranah pembentukan sikap dan karakter peserta didik.

Sedangkan pada penilaian, menurut Amin Haedari, sudah saatnya Guru PAI mengembangkan penilaian otentik (senyata-nyatanya). Peserta didik tidak hanya dinilai pada hasil belajarnya saja. Peserta didik sudah dapat dinilai sejak dalam proses pembelajaran. Guru PAI menilai sikap peserta didik melalui observasi, menilai pengetahuan dengan tes tertulis atau lisan, dan menilai ketrampilan dengan unjuk kinerja atau praktik.

Direktur PAI menambahkan bahwa perubahan kurikulum 2013 sejatinya untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kebutuhan peserta didik belum tuntas jika hanya mampu menguasai dan mempraktikkan pengetahuan saja. Dan, baru sempurna jika berdampak bagi pembentukan karakter dan perbaikan sikap spiritual dan sosial, tutur Direktur.

Terkait penyelenggaraan bimtek kurikulum 2013 PAI di atas, menurut Koordinator Implementasi Kurikulum 2013 PAI, Syafrizal, bimtek ini merupakan perluasan cakupan kegiatan bimtek yang diselenggarakan oleh Kemenag Provinsi/Kabupaten/Kota.

Kasubdit PAI SD ini menambahkan bahwa bimtek ini dikhususkan bagi guru-guru PAI dari daerah-daerah bukan perkotaan, seperti daerah pinggiran, pedalaman, dan terpencil. (ah/mkd)

Rabu, 24 September 2014

DUA ALASAN MENGAPA ROHIS PENTING

Kamis, 25 September 2014, 01:56 – Kemenag Kab/Kota Kalbar- www.kalbar.kemenag.go.id


Kerohanian Islam (ROHIS) merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Tujuannya untuk menunjang dan membantu mewujudkan keberhasilan pembinaan moral siswa. Rohis sangat penting sebagai wadah untuk melakukan pengembangan dan pembinaan keagamaan siswa di sekolah. 

“Paling tidak ada dua alasan mengapa Rohani Islam (ROHIS) dibutuhkan di Sekolah. Pertama, jam belajar keislaman itu terbatas. Hanya dua jam. Itu tidak cukup. Kedua, untuk meningkatkan moral siswa. Siswa pintar itu banyak. Tetapi siswa yang bermoral itu sedikit,” kata Hayatunupus, S.Ag., M.Pd. 

Pernyataan tersebut disampaikannya saat memberikan materi pada acara Pembinaan ROHIS Bagi Siswa SMA/SMK Se Kota Pontianak, Selasa (23/9/2014). Kegiatan berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, Jalan Zainuddin Nomor 4. 

Lebih lanjut Hayatunupus yang juga adalah Waka Kesiswaan SMA Negeri 3 Pontianak ini menjelaskan bahwa dengan membentuk ROHIS, sekolah terbantu dalam pengajaran bimbingan keislaman. Karena materi yang tidak diajarkan di sekolah bisa diajarkan di ROHIS. Seperti baca tulis AlQuran, hapalan Quran, pemahaman lebih mendalam materi di sekolah, hingga belajar berorganisasi. 

Selanjutnya, Guru PAI yang juga PNS Kantor Kemenag Kota Pontianak ini mengungkapkan, dengan adanya ROHIS bagian konseling terbantu. “Coba sekali-sekali meneliti sekolah yang ada ROHISnya dengan yang tidak ada ROHIS. Berapa banyak yang bermoral dan berapa banyak yang tawuran?,” ujarnya dihadapan peserta yang seluruhnya adalah pengurus ROHIS SMA/SMK se Kota Pontianak.

Seluruh peserta tampak antusias mengikuti paparan materi yang disampaikan alumnus S2 Teknologi Pembelajaran UNTAN Pontianak ini. Bahkan kuota peserta yang seharusnya 25 orang ternyata diikuti sebanyak 26 pengurus ROHIS SMA/SMK se Kota Pontianak. 

“Minat peserta cukup tinggi untuk mengikuti Pembinaan Rohis ini. Bahkan beberapa sekolah Pembina Rohisnya langsung menelpon panitia dan meminta agar kuota peserta bisa ditambah. Mereka mau tidak mendapatkan ATK dan lain-lain, asalkan bisa mengikuti kegiatan ini,” cerita Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si. 

Tapi karena anggaran kegiatan tersebut terbatas, sehingga panitia belum bisa mengabulkan permintaan mereka. Meski demikian, ternyata masih ada yang nekat ingin mengikuti kegiatan tersebut. Untunglah ada sekolah yang berhalangan. Sehingga kuotanya digantikan oleh sekolah yang mengutus lebih dari satu peserta.

“Kehadiran mereka tentu saja tidak kami abaikan. Mereka tetap kami berikan pelayanan sebagaimana peserta umumnya. Meskipun tidak mendapatkan ATK tapi mereka diberikan uang transport seperti peserta yang lainnya,” papar Hanafi usai menutup acara Pembinaan Rohani Islam Bagi Siswa SMA/SMK se Kota Pontianak. 

Kegiatan yang merupakan salah satu kegiatan DIPA revisi Seksi PAI Tahun 2014 tersebut dibuka langsung Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, Drs. H. Ja’far. A, M.Si. Diikuti sebelas Pengurus Rohis SMA Negeri dan empat SMA Swasta, serta sembilan pengurus ROHIS SMK Negeri dan dua SMK Swasta. 

Atas nama panitia, Hanafi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang begitu antusias mengikuti kegiatan pembinaan Rohis bagi Siswa SMA/SMK Se Kota Pontianak. “Melihat antusias peserta yang cukup tinggi, mudah-mudahan kegiatan serupa bisa dilaksanakan lagi di tahun yang akan datang,” harapnya.*(Sumi/Ptk)

ROHIS MENJADI SOLUSI PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA

Kamis, 25 September 2014, 01:49 – Kemenag Kab/Kota Kalbar- www.kalbar.kemenag.go.id


Salah satu fase yang berperan kepada para remaja ialah masa SMA/SMK. Banyak pendapat yang menyatakan betapa berpengaruhnya masa tersebut terhadap pembentukan paradigma dasar pemikiran mereka. Karena sejatinya masa pergolakan yang dialami remaja pada masa tersebut akan membentuk pola pikir dasar. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si dalam acara pembukaan Pembinaan Rohani Islam (ROHIS) Bagi Siswa SMA/SMK se Kota Pontianak, Selasa (23/9/2014).

Lebih lanjut Hanafi mengatakan, bila dicermati baik-baik, semua permasalahan yang terjadi di Indonesia merupakan akibat lemahnya karakter masyarakat bangsa ini. Rohis yang muncul di berbagai sekolah, terutama SMA/SMK dapat menjadi solusi pembentukan karakter yang kuat serta peduli akan kondisi bangsa. 

“Guna membangun karakter remaja idaman, Rohis menitikberatkan kegiatan-kegiatannya pada tiga sektor. Yakni, sektor pembinaan, sektor organisasi dan sektor pengaplikasian,” tutur alumnus Program Magister Ilmu Sosial Untan ini penuh semangat.

Dihadapan para peserta dan undangan Hanafi melanjutkan, pembinaan merupakan hal fundamental. Tidak dapat disangkal bahwa output yang sukses dihasilkan dari proses pembinaan yang baik. Pembinaan di Rohis bertujuan untuk membentuk karakter anak bangsa. Karakter yang dibentuk berlandaskan pemahaman Islam yang baik, juga dapat diterapkan sebagai manfaat dalam kehidupan nyata, tuturnya. 

Kegiatan yang berlangsung di Aula Kemenag Kota Pontianak tersebut diikuti sebanyak 25 siswa/siswi SMA/SMK se Kota Pontianak. Acara dibuka langsung Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ja’far. A, M.Si. 

Dalam sambutan Kepala Kemenag, Beliau mengingatkan kepada seluruh peserta khususnya, agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tidak baik. Serta tidak mudah untuk mengikuti organisasi/ajaran/paham-paham yang tidak jelas dan radikal. Salah satu contohnya organisasi ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang baru-baru ini cukup menghebohkan kita.

“Jadilah generasi muda yang cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Serta mampu memilah mana yang baik dan harus diikuti. Karena Allah tidak menyuruh kita menjadi malaikat. Tapi tidak pula jadi syaithan. Yang sedang-sedang saja. Alias jadi manusia yang baik,” katanya disambut gelak tawa hadirin.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Sub Bagian Tata Usaha, H. Abdulbar, S.Ag; Ketua Kelompok Kerja Pengawas, M. Yusuf, S.Pd.I; serta seluruh Kepala Seksi dan Penyelenggara di lingkungan Kemenag Kota Pontianak. 

Acara dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi oleh narasumber yang cukup kompeten. Antara lain Hayatunupus, S.Ag., M.Pd. Beliau adalah Guru PAI Kemenag dan Waka Kesiswaan SMA Negeri 3 Pontianak.*(Sumi/Ptk)

DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAN ROHIS BAGI SISWA SMA/SMK SE KOTA PONTIANAK (SELASA, 23 SEPTEMBER 2014)




























PEMBINAAN ROHIS SMA/SMK KOTA PONTIANAK

Minggu, 21 September 2014, 00:43 – www.kalbar.kemenag.go.id


Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak akan menggelar kegiatan Pembinaan Rohani Islam (ROHIS) bagi siswa SMA/SMK se Kota Pontianak. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan 23 September 2014, di Aula Kantor Kemenag Kota Pontianak.

Kepala Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontanak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si ditemui Jumat (19/9/2014) mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan DIPA revisi Seksi PAI Tahun 2014. Pihaknya juga sudah mengirim surat undangan yang ditujukan kepada 25 Kepala SMA/SMK Kota Pontianak. 

“Kegiatan Pembinaan ROHIS bagi Siswa SMA/SMK ini merupakan DIPA Revisi Seksi PAI. Sesuai DIPA, Kegiatan tersebut akan diikuti 25 Pengurus ROHIS SMA/SMK Kota Pontianak. Baik Negeri maupun swasta. Untuk kegiatan tersebut kami sudah mengirim surat undangan kepada 25 Kepala SMA/SMK Kota Pontianak,” tutur Hanafi. 

Alumnus Program Magister Ilmu Sosial Untan Pontianak ini juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut memang tidak bisa mengikutsertakan seluruh pengurus ROHIS SMA/SMK yang ada. Karena memang kuota yang ada terbatas.

“Kegiatan ini memang tidak bisa mengikutsertakan seluruh pengurus ROHIS SMA/SMK Kota Pontianak. Karena memang anggaran kita terbatas. Mudah-mudahan di waktu yang akan datang secara bertahap seluruh pengurus ROHIS bisa diikutsertakan pada kegiatan serupa,” harapnya. 

Salah satu narasumber yang akan memberikan materi dalam kegiatan tersebut adalah Hayatunupus, S.Ag., M.Pd. Beliau adalah Guru PAI Kemenag dan Waka Kesiswaan SMA Negeri 3 Pontianak. Kepiawaiannya dalam membina siswa tidak diragukan lagi.

“Insya Allah, salah satu narasumber yang akan memberikan materi dalam Pembinaan ROHIS bagi Siswa SMA/SMK adalah Ibu Hayatunupus. Beliau juga sudah menyatakan kesiapannya untuk memberikan materi dalam kegiatan tersebut,” papar ayah empat anak ini. 

Mantan Kasi. Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kota Pontianak ini juga berharap agar seluruh peserta bisa hadir tepat waktu dan bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan baik. Kegiatan rencananya akan dibuka langsung Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Dja’far. A, M.Si.*(Sumi/Ptk)

DIREKTUR PAI: PENGAWAS HARUS LEBIH PAHAM KURIKULUM 2013

Sabtu, 20 September 2014, 09:03 –www.kemenag.go.id


Magelang (Pinmas) —- Sebagai pengawas pendidikan, para pengawas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dituntut untuk memiliki pemahaman yang lebih dibanding dengan para guru PAI itu sendiri. Dengan demikian, para pengawas bisa membina dan  memberikan masukan kepada para guru terkait implementasi kurikulum 2013 PAI yang baik.

“Pengawas PAI harus lebih paham dan terampil mengenai implementasi Kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti,” demikian disampaikan oleh Direktur PAI, Amin Haedari, saat membuka bimbingan teknis (bimtek) bagi pengawas PAI di Magelang, Kamis (18/09).

“Pengawas PAI harus lebih maju dan pinter dibanding Guru PAI yang dibinanya,” tambahnya.
Amin mengaku karena alasan itulah  Direktorat PAI pada tahun 2014 berkomitmen melakukan bimtek bagi lebih dari 1.200 pengawas. Tujuannya agar pengawas benar-benar pede (percaya diri) dalam implementasi kurikulum 2013 PAI dan Budi Pekerti.

“Pengawas harus juga memahami konsep kurikulum, pembelajaran saintifik dan penilaian otentik serta perancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP),” tambah Amin.

“Di pelbagai kesempatan diutarakan bahwa pengawas akan terus diupgrade kualitasnya. Di antaranya dibukanya peluang peningkatan kualifikasi S-2 Calon Pengawas, pengembangan kurikulum mata diklat pengawas, dan refreshment kompetensi kepengawasan,” imbuhnya Amin.

Selain itu, dalam pandangan alumnus UNJ ini, Kemenag saat ini sudah seharusnya memperbanyak jumlah pengawas. “Mana mungkin bisa menjamin mutu PAI bila pengawas di satu kabupaten/kota hanya beberapa orang?” katanya.

Oleh karenanya, Direktorat PAI setiap tahun menyiapkan beasiswa kualifikasi S-2 bagi 400 calon pengawas. Di samping itu,  Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI telah membuka peluang diklat bagi 750 pengawas.

“Dengan kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pengawas seperti di atas, maka tidak ada lagi pengawas PAI minder menghadapi Guru PAI. Sebaliknya, pengawas akan lebih produktif, kreatif, inovatif, dan aktif (PKIA), sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum 2013 PAI,” pungkas Amin. (ah/mkd/mkd)

K - 2013 PAI DORONG TUMBUHNYA SOFTSKILLS PESERTA DIDIK

Jumat, 19 September 2014, 22:00 –www.kemenag.go.id


Mataram (Pinmas) —- Implementasi Kurikulum 2013 PAI mendorong tumbuhnya softskills peserta didik. Hal ini  disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, saat mendampingi Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam membuka bimbingan teknis kurikulum 2013 PAI di Mataram, Kamis (18/09).

Menurutnya, softskills berbeda dengan hardskills yang menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan teknis terkait bidang ilmu yang dipelajari. Softskills lebih dikaitkan dengan kehidupan sosial, komunikasi, tutur bahasa/kata, keramahan dan optimasi.

“Softskills dibutuhkan dalam rangka meningkatkan keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain untuk mengembangkan kinerja secara maksimal,” tutur Kamaruddin.

Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini mengutip satu penelitian terhadap para alumnus Harvard University yang telah sukses menjadi CEO ataupun para petinggi di lembaga-lembaga terkemuka di dunia, seperti World Bank, IMF, ADB, dll. Hasilnya cukup mengejutkan. Para petinggi lembaga-lembaga dunia tersebut mengaku bahwa kesuksesannya lebih ditopang oleh softskills, meski kemampuan/pengetahuan teknis terhadap bidang pekerjaan juga sangat penting.

Dalam hal Kurikulum 2013 PAI, Kamaruddin menegaskan bahwa target pembelajaran itu bukan sekedar peserta didik memahami agama Islam dan terampil mengamalkannya serta memiliki dampak bagi perbaikan sikap sosial dan transendental kepada Allah SWT.

Lebih dari itu, lanjut Kamaruddin, peserta didik diajarkan berperilaku jujur, bertanggung jawab, berlaku adil, kerjasama dan beradaptasi, toleran, menghormati sesama, mampu memecahkan masalah, dan sebagainya.

Terkait penyelenggaraan bimtek kurikulum 2013 PAI, menurut Koordinator Implementasi Kurikulum 2013 PAI, Syafrizal, bimtek ini merupakan perluasan cakupan kegiatan bimtek yang diselenggarakan oleh Kemenag Provinsi/Kabupaten/Kota.

Kasubdit PAI SD ini menambahkan bahwa bimtek ini dikhususkan bagi guru-guru PAI dari daerah-daerah pinggiran, pedalaman, dan terpencil. (ah/mkd/mkd)

WAMENAG: KURIKULUM 2013 PALING ISLAMI DALAM SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Jumat, 19 September 2014, 21:17 –www.kemenag.go.id


Mataram (Pinmas) —- Kurikulum 2013 yang sedang digalakkan Pemerintah merupakan kurikulum paling Islami dalam sejarah pendidikan nasional. Targetnya, peserta didik dituntut memiliki kompetensi pengetahuan memadai, terampil dalam mempraktikkan pengetahuan dan memperbaiki sikap (afeksi), baik sosial maupun transendental.

Demikian disampaikan oleh Wamenag Nasaruddin Umar, saat membuka Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diselenggarakan oleh Direktorat PAI di Mataram, NTB, Kamis (18/09).

Dalam kesempatan tersebut, Wamenag menjelaskan bahwa penerapan Kurikulum 2013 PAI memperoleh momentum terbaik bagi peningkatan SDM anak bangsa. “Khusus bagi peserta didik PAUD/TK/SD, usia 3 – 12 merupakan usia emas (golden age) di mana seorang anak dapat memperoleh masukan/input pembelajaran,” tegas Nasaruddin.

Guru Besar Ilmu Tafsir ini menambahkan, kelebihan kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya di antaranya memberikan ruang seluas-luasnya bagi guru untuk “bermanuver” dalam menalar/mengaitkan antara tema bahan ajar dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran ini dikenal dengan langkah “asosiasi” dalam pendekatan saintifik (scientific approach).

Misalnya, lanjut Wamenag, dalam melaksanakan pembelajaran PAI, seorang guru dapat mengaitkan pelajaran berwudlu dalam rangka mensucikan diri yang dikaitkan dengan membersihkan dosa-doa yang telah dilakukan oleh mata, tangan, telinga dan kaki kita. I’tibar seperti ini juga dapat ditemukan pada beberapa contoh ibadah yang lain, tutur Rektor PTIQ Jakarta ini.

Terkait penyelenggaraan bimtek kurikulum 2013 PAI di atas, menurut Koordinator Implementasi Kurikulum 2013 PAI, Syafrizal, bimtek ini merupakan perluasan cakupan kegiatan bimtek yang diselenggarakan oleh Kemenag Provinsi/Kabupaten/Kota.

Kasubdit PAI SD ini menambahkan bahwa bimtek ini dikhususkan bagi guru-guru PAI dari daerah-daerah pinggiran, pedalaman, dan terpencil, yang berjumlah 7.320 orang. (ah/mkd/mkd)

Senin, 15 September 2014

WORKSHOP PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN DATA BIDANG PAKIS

Senin, 15 September 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalbar menggelar Workshop Perencanaan dan Pengelolaan Data. Kegiatan diikuti sebanyak 50 peserta. Meliputi para Kasi PD dan Pontren, Kasi Pendis, Kasi PAIS dan Kasi PAKIS serta para staf/operator Kantor Kemenag Kabupaten/Kota Se Kalbar. 

Dari Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, diikuti sebanyak lima orang. Yakni Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pontren, H. Syamsul Bahri, S.Ag., M.Si. Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si. Serta tiga Staf/Operator, Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si (Staf/Operator Seksi PAIS), Rosmawarni dan Subanria, A.Ma (Staf/Operator Seksi PD dan Pontren). 

Kegiatan berlangsung selama tiga hari (11 – 13 September 2014), di Grand Kartika Hotel Jalan Rahadi Usman Pontianak. Acara dibuka langsung Plh. Pgs. Kakanwil Kemenag Kalbar, Drs. H. M. Yunus. Turut hadir dalam acara pembukaan Kabid PAKIS Kanwil Kemenag Kalbar, H. Wildan, S.HI beserta jajarannya. Kabid Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf, Drs. H. Ramli. Serta beberapa bidang lain yang diwakili oleh para kasinya.

Rangkaian acara pembukaan Workshop Perencanaan dan Pengelolaan Data diawali dengan pembacaan ayat suci AlQuran. Kemudian laporan Ketua panitia yang dibacakan oleh Drs. Tukiman, M.Si. Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Plh. Pgs. Kakanwil Kemenag Kalbar, Drs. H. M. Yunus yang sekaligus membuka acara secara resmi pada Kamis malam (11/9/2014).

Dalam sambutannya H. M. Yunus mengharapkan agar seluruh peserta bisa bersungguh-sungguh dan mencurahkan segala kemampuan dan pikiran guna mengikuti kegiatan tersebut. Beliau juga berharap kepada seluruh peserta bisa mentransfer ilmu yang didapat selama mengikuti workshop kepada yang lain.

Acara pembukaan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Haibari, S.Ag. Kemudian dilanjutkan penyampaian materi Evaluasi Program dan Rencana Pengembangan Pendidikan Islam oleh Kabid PAKIS, H. Wildan, S.HI.*(Sumi/Ptk).

Sabtu, 13 September 2014

KAMARUDDIN AMIN: PENGELOLA DATA EMIS HARUS MEMILIKI HARD SKILL DAN SOFT SKILL

Sabtu, 13 September 2014 - www.kemenag.go.id

 Foto 

Palembang (Pendis) - "Data pendidikan Islam yang lengkap dan akurat sangat diperlukan sebagai alat pendukung untuk memperjuangkan anggaran program pendidikan Islam. Contohnya data Pondok Pesantren. Untuk memperjuangkan anggaran pendidikan bagi para santri di Pesantren yang murni hanya mengaji, BAPPENAS meminta pihak Kementerian Agama untuk menyiapkan datanya secara lengkap dan akurat", demikian paparan yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, di hadapan para peserta Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pengelola Data EMIS Tingkat Kanwil/Kankemenag/PTAIN/Kopertais Tahun 2014 (Cluster Palembang), di Palembang, Rabu (10/09).

"Ujung tombak pendataan di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam adalah para operator EMIS, baik di tingkat Kanwil Kemenag Propinsi maupun tingkat Kankemenag Kabupaten/Kota", tutur Kamaruddin Amin.

Kontribusi dan peran serta para operator EMIS di daerah sangat besar di dalam menentukan baik atau buruknya kualitas data EMIS yang dihasilkan. Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya di bidang pendataan, setiap operator data EMIS harus memiliki 2 jenis kompetensi atau kemampuan, yaitu hard skill dan soft skill.

Hard skill dapat diartikan sebagai kemampuan teknis pengelola data di dalam menguasai bidang teknologi Informasi. Sedangkan soft skill berarti keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.

"Namun seringkali, keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugas-tugas yang diembannya lebih banyak ditentukan oleh soft skill yang dimilikinya. Bahkan faktor soft skill ini lebih menentukan keberhasilan seseorang dibanding dengan kemampuan akademis yang dimilikinya", ujar Kamaruddin.

Oleh karena itu para operator EMIS dituntut untuk setidaknya memiliki empat jenis soft skill.

Pertama, Komitmen. "Operator EMIS harus memiliki komitmen atau niat yang sungguh-sungguh untuk dapat menghasilkan data yang benar-benar akurat dan up to date".

Kedua, Integritas. "Integritas atau kejujuran para operator di dalam melaksanakan tugasnya juga sangat diharapkan karena hal ini akan berdampak pada kualitas pekerjaan yang dihasilkan".

Ketiga, leadership. "Leadership atau jiwa kepemimpinan juga menjadi kunci kesuksesan seseorang dalam karirnya. Jika ingin berhasil seseorang dituntut untuk bisa memimpin dari mulai hal terkecil karena pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Hal ini sejalan dengan Hadits Rasulallah S.A.W, bahwa setiap kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggunjawabannya".

Keempat, kemampuan manajemen. "Kemampuan manajemen yang baik akan menjadi faktor penting bagi seorang pengelola atau penanggung jawab data di dalam melakukan pekerjaan updating dan pengelolaan data secara baik dan benar".

Di akhir paparannya, Kamaruddin Amin berpesan kepada para peserta selaku pengelola data EMIS di daerah agar secara sungguh-sungguh berjuang untuk kemajuan lembaga-lembaga pendidikan Islam dengan cara melakukan updating data EMIS dengan baik dan benar sehingga ke depan sistem pendataan EMIS akan menghasilkan data yang jauh lebih lengkap, akurat dan tepat waktu sebagai rujukan di dalam pengambilan kebijakan.
(1ra0ne/ra)
Diupload oleh : ra (-) | Kategori: Kegiatan Sekretariat | Tanggal: 11-09-2014 18:51

Jumat, 12 September 2014

PEMBERITAHUAN TERKAIT TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU PNS KOTA PONTIANAK

Jumat, 12 September 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Bagi Guru PNS Penerima Tunjangan Profesi Guru (TPG) atau tunjangan sertifikasi, diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan dedikasi dalam proses belajar mengajar. Disamping itu, guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan beberapa aturan dan ketentuan yang berlaku. 

Terutama terkait dengan pemenuhan beban kerja atau jumlah jam tatap muka per minggu yang harus dipenuhi. Hal tersebut sangat penting. Karena menyangkut berhak atau tidaknya guru tersebut menerima tunjangan sertifikasi. 

Berkaitan dengan berhak tidaknya guru menerima TPG, Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan Kota Pontianak telah mengeluarkan surat pemberitahuan Nomor: 900/2205.a/KEU/2014 tanggal 17 Juli 2014 tentang pemberitahuan petunjuk teknis penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNS Daerah melalui mekanisme transfer daerah tahun 2014.

Pemberitahuan tersebut berdasarkan petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada lima point penting yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Drs. H. Mulyadi, M.Si dalam surat pemberitahuan tersebut, yakni:

1. Dalam mekanisme penyaluran tunjangan profesi salah satu point menyatakan bahwa “guru yang tidak memenuhi beban kerja tatap muka 24 (dua puluh empat) jam per minggu dalam bulan yang sama, tunjangan profesinya tidak dibayarkan”.

2. Pemerintah pusat semakin memperketat dalam proses sertifikasi terutama dalam hal pembayaran tunjangan sertifikasi bagi yang tidak memenuhi jam mengajar dengan alasan apapun (izin, sakit, cuti bersalin, cuti besar haji/umroh).

3. Dihimbau kepada seluruh guru penerima tunjangan sertifikasi yang akan melaksanakan ibadah umroh agar dapat melaksanakannya pada saat libur sekolah, karena selama libur sekolah yang mengacu pada kalender akademik guru tetap memperoleh tunjangan sertifikasi.

4. Menindaklanjuti petunjuk teknis dimaksud maka pada kesempatan ini kami beritahukan kepada seluruh guru penerima tunjangan sertifikasi untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan dedikasi dalam proses belajar mengajar.

5. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka kami minta kepada seluruh Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Pengawas Sekolah Kota Pontianak untuk meneliti kembali daftar tanda terima tunjangan sertifikasi yang diterbitkan dari Dinas Pendidikan Kota Pontianak setiap triwulan dan tidak mengusulkan guru-guru penerima sertifikasi yang tidak memenuhi persyaratan dengan melampirkan surat ketidakhadiran guru yang bersangkutan, agar tidak menjadi temuan dalam pemeriksaan.

Pemberitahuan tersebut ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Drs. H. Mulyadi, M.Si. Tembusan surat diantaranya disampaikan kepada Walikota Pontianak dan seluruh Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA,SMK dan Pengawas Sekolah se Kota Pontianak. 

Ketentuan tersebut juga berlaku untuk seluruh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Kota Pontianak penerima tunjangan sertifikasi melalui DIPA Kantor Kemenag Kota Pontianak.*(Sumi/Ptk)

Selasa, 09 September 2014

SYARAT PENCAIRAN TPG PAI KOTA PONTIANAK

Selasa, 9 September 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pontianak kembali meminta seluruh Guru PAI PNS yang sudah lulus sertifikasi untuk menyiapkan persyaratan guna pencairan tunjangan Profesi Guru (TPG). Tunjangan sertifikasi yang pembayarannya melalui DIPA Kantor Kemenag Kota Pontianak akan dibayarkan tiga bulan. Yakni periode Juli sampai September 2014.

Untuk persyaratan periode Juli sampai September 2014, Guru PAI cukup melampirkan Surat Keterangan Melaksanakan Tugas (SKMT) yang ditandatangani Kepala Sekolah dan Pengawas PAI, Surat Keterangan beban Kerja (SKBK), dan Foto Copy SK Pembagian Tugas.

Selain itu, juga diminta melampirkan Foto Copy SK Terakhir dan SK Kenaikan Gaji Berkala (KGB), Daftar Gaji Bulan September, NUPTK, NPWP dan Foto Copy Rekening BRI yang dipastikan aktif sampai bulan Oktober 2014.

Semua berkas tersebut disiapkan satu rangkap dan dimasukkan dalam map kertas berwarna. Untuk tingkat SD, map kuning untuk Kecamatan Pontianak Barat dan Kota; map biru untuk Kecamatan Pontianak Timur dan Utara; map putih untuk kecamatan Pontianak Selatan dan Tenggara. Sedangkan untuk tingkat SMP map hijau, dan map merah untuk SMK dan SMA.

Semua persyaratan tersebut diserahkan ke Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak mulai tanggal 1 sampai 19 September 2014. Untuk info lebih lanjut, silahkan datang langsung ke Seksi PAI Kemenag Kota Pontianak, Jalan Zainuddin Nomor 4 Pontianak.

Seperti terlihat di Seksi PAI, Senin (8/9/2014), Guru PAI mulai berdatangan untuk mengambil persyaratan atau sekedar berkonsultasi dan bertanya tentang pengawas yang ditugaskan di sekolah mereka. Bahkan sudah ada yang menyerahkan berkas karena sudah lengkap.*(Sumi/Ptk)

Senin, 08 September 2014

PENETAPAN WILAYAH BINAAN PENGAWAS PAI KOTA PONTIANAK

Jumat, 5 September 2014 – www.kalbar.kemenag.go.id


Terhitung sejak tahun pelajaran 2014/2015, seluruh pengawas Kantor Kemenag Kota Pontianak sudah ditugaskan sesuai dengan jabatannya. Jika SK Pengangkatannya sebagai pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI), maka tugasnya mengawasi guru PAI di sekolah. Sedangkan untuk pengawas madrasah, maka tugasnya hanya melakukan pengawasan terhadap guru-guru yang ada di madrasah.

“Seperti kita ketahui, sebelumnya Pengawas Kantor Kemenag Kota Pontianak belum ada pemisahan wilayah binaan. Tapi, terhitung tahun pelajaran 2014/2015 sudah ada pemisahan,” kata Kepala Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si di ruang kerjanya Kamis (4/9/2014).

Hanafi menjelaskan, Khusus untuk pengawas PAI sudah diterbitkan Surat Keputusan Kepala Kantor Kemenag Kota Pontianak Nomor: 104/KEP/2014 tanggal 14 Juli 2014 tentang Penetapan Wilayah Binaan Pengawas PAI Tingkat TKI, SD, SMP, SMA dan SMK Se Kota Pontianak Tahun 2014/2015.

“Sampai hari ini, Kemenag Kota Pontianak baru memiliki enam Pengawas PAI. Empat Pengawas bertugas di tingkat TK dan SD. Sedangkan dua Pengawas di tingkat SMP, SMA/SMK,” jelas Hanafi. 

Empat pengawas PAI tingkat TK dan SD adalah Mas Hadran, A.Md; H. Abd. Karim, S.Ag; Mawardi, S.Pd.I; dan Dra. Syari’ah, S.Pd. Sementara dua pengawas PAI tingkat SMP, SMA/SMK atas nama M. Yusuf, S.Pd.I dan Dra. Nurul Wahidah, M.Si.

“Kepada Bapak/Ibu Guru PAI Kota Pontianak yang belum mengetahui siapa pengawasnya, silahkan bertanya langsung ke Seksi PAI. Kami juga akan menempel SK tersebut di papan informasi di depan ruang PAI,” tutur alumnus Program Magister Ilmu Sosial Untan Pontianak ini.*(Sumi/Ptk)

Kamis, 04 September 2014

MENSYUKURI TUNJANGAN SERTIFIKASI

Kamis, 4 September 2014 –www.kalbar.kemenag.go.id


Rasa syukur bisa diwujudkan dengan beberapa cara. Antara lain bersyukur dengan hati dan perasaan, yakni merasa puas dengan apa yang kita miliki. Selanjutnya bersyukur dengan lisan, yakni dengan mengakui anugerah dan memuji pemberian Allah kepada kita dengan tidak lupa mengucapkan Alhamdulillah untuk setiap kebaikan yang kita terima.

Kemudian bersyukur dengan perbuatan dan bersyukur dengan harta benda yang kita miliki, yakni dengan tidak lupa memanfaatkan anugerah rezeki yang kita peroleh tersebut untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan pertolongan. 

Mensyukuri setiap nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT adalah kewajiban setiap muslim. Sekecil apa pun rezeki yang diterima hendaknya bisa menjadikan setiap manusia selalu bersyukur. Karena Allah akan memberikan rezeki yang lebih banyak kepada siapa saja yang selalu bersyukur.

Seperti yang dilakukan oleh empat Guru PAI SD Kota Pontianak yang melakukan syukuran atas cairnya tunjangan sertifikasi yang baru pertama kali mereka terima. Empat Guru PAI tersebut adalah Kamariah, A.Ma (Guru SDN 03 Pontianak Kota), Masda, S.Pd.I (Guru SDN 17 Pontianak Kota), Zulaiha (Guru SDN 33 Pontianak Barat), dan Nurbaiti (Guru SDN 13 Pontianak Barat).

Keempat Guru PAI tersebut sengaja mengundang Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak, Drs. H. Ahmad Hanafi, M.Si beserta tiga staf/pelaksananya, Selasa siang (2/9/2014) di Rumah Makan Syu’ib, Jalan Patimura Pontianak. 

“Syukuran ini sudah menjadi niat dan nazar kami untuk mengundang makan bersama Bapak Kasi dan teman-teman di Seksi PAI. Alhamdulillah setelah tunjangan sertifikasi cair, kami berusaha untuk segera mewujudkannya,” tutur Kamariah, A.Ma didampingi tiga temannya. 

Tepat pukul 12.00 WIB, Kepala Seksi PAI beserta staf tiba di Rumah Makan Syu’ib. Tampak seluruh meja sudah terisi penuh makanan dan buah-buahan. Setelah beristirahat sejenak, kemudian Kasi PAI beserta staf dipersilahkan untuk menikmati hidangan makan siang.

Usai makan siang bersama, acara dilanjutkan dengan ngobrol dan berdiskusi seputar persoalan guru PAI di lapangan. Mulai dari persoalan tugas sebagai guru PAI sampai masalah keluarga. Tiga pelaksana Seksi PAI yang ikut hadir dalam acara syukuran tersebut adalah Sumiati, Shalahuddin Marta Yusra, S.HI dan Roslina, SEI.*(Sumi/Ptk)

126 GURU PAI IKUTI UKA TAHAP 2

Minggu, 31 Agustus 2014 –www.kalbar.kemenag.go.id


Ujian Kompetensi Awal (UKA) adalah ujian bagi guru calon peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). UKA bertujuan untuk mengukur kompetensi dasar guru yang bersangkutan. Hasil UKA akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan PLPG

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta kembali memberi kesempatan kepada Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) se Kalbar untuk mengikuti UKA Tahap II. Kegiatan berlangsung Sabtu (30/08/2014) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jalan Soeprapto Pontianak. Diikuti sebanyak 126 peserta. Acara dimulai tepat pukul 09.00 – 12.00 WIB

Berdasarkan informasi dari Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak, Shalahuddin Marta Yusra, S.HI yang ditugaskan mengawasi pelaksanaan UKA bahwa peserta dibagi menjadi empat Rombongan Belajar (Rombel). Setiap Rombel terdiri dari 30-32 orang. Masing-masing Rombel diawasi oleh dua orang pengawas. 

Sebelum pelaksanaan UKA dimulai, pengawas terlebih dahulu mengecek kelengkapan berkas peserta satu persatu. Pengawas juga mengecek identitas/KTP peserta yang akan mengikuti UKA. Setelah itu, semua peserta langsung dipersilahkan untuk mengisi seratus soal pilihan ganda. 

Shalahuddin juga menyampaikan bahwa dari 126 peserta UKA, ternyata ada 13 Guru Madrasah, 1 Guru Raudlatul Athfal (RA), dan sisanya Guru PAI. Dari Kota Pontianak diikuti lima Guru PAI, satu Guru Madrasah, dan satu Guru RA. 

Lima Guru PAI dari Kota Pontianak tersebut atas nama Ana Sufiana (SMPN 01 Pontianak), Catur Rokhman (SMAN 06 Pontianak), Izhar (SMPN 22 Pontianak), Sahiri (SDN 35 Pontianak Utara), dan Supartini (SDN 08 Pontianak Utara). Sementara satu orang Guru Madrasah atas nama Munawar Zainal Abidin (MTs. Darul Amin). Sedangkan satu Guru RA atas nama Syarifah Nurlaila (RA. Baitul Juma’ah).

UKA untuk guru madrasah ada lima mata pelajaran (mapel). Yakni Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, SKI, Fiqih, dan Bahasa Arab. Sedangkan PAI hanya satu mapel saja (PAI). 

Adapun pengawas yang ditugaskan untuk mengawasi UKA Tahap II adalah Samsul Bahri, S.IP, Fakhmi Afero, SE,MM, Anwari, Shalahddin Marta Yusra, S.HI, Sohorman, Bandi, Aspari dan satu orang dari UIN Jakarta.*(Sumi/Ptk)