Senin, 27 Juli 2015

Artikel : Catatan Akhir Ramadhan

Kamis, 16 Juli 2015, 10:38 – http://kalbar.kemenag.go.id
Artikel: Catatan Akhir Ramadhan
Oleh: Sumiati J, S.Sos.I, M.Si*

 
 
Hampir satu bulan sudah Umat Islam melaksanakan puasa Ramadhan. Rasa lapar, haus dan dahaga seolah sudah menjadi kebiasaan. Tidak terasa bulan penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari siksa neraka tersebut akan segera berlalu. Berganti dengan hari raya kemenangan, Idul Fitri 1436 Hijriyah. 

Ada perasaan pilu ketika membayangkan bahwa Ramadhan akan pergi. Ada rasa sedih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasa itu semakin begitu kuat mengganggu hati dan pikiran, apa lagi ketika berada di penghujung Ramadhan. Apa mungkin kami akan bertemu kembali Bulan Ramadhan di tahun yang akan datang? Semuanya kami pasrahkan kepadamu Ya Allah Azza Wajalla.Sang pemilik rahasia seluruh alam semesta.

Menyambut Hari Raya Idul Fitri, suka cita masyarakat tampak begitu terasa. Semua pusat perbelanjaan penuh sesak oleh pengunjung yang berbelanja untuk persiapan hari raya kemenangan tersebut. Luar biasa. Bahkan masjid-masjid pun tampak sepi oleh jamaah. Fenomena tersebut mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Penuhnya masjid oleh jamaah hanya terjadi di awal sampai pertengahan ramadhan saja. Sedangkan di sepuluh hari terakhir, biasanya masjid sudah tidak begitu menarik lagi untuk jamaah. Hanya sebagian kecil saja jamaah yang istiqomah untuk tetap melakukan Shalat Tarawih dan Witir di masjid. Bahkan melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sementara jamaah lainnya sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut hari raya lebaran. Mereka sibuk berbelanja pakaian, berbelanja kue lebaran, serta pernak-pernik untuk persiapan menghias rumah dan lainnya. Semuanya seolah menjadi kebiasaan yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Bahkan hal tersebut seolah menjadi kewajiban. 

Salahkah mereka yang lebih tertarik untuk mempersiapkan lebaran? Atau sudah benarkah mereka yang lebih memilih i’tikaf di masjid? Hanya Allah yang maha mengetahui. Sebagai sesama manusia, saya merasa tidak layak untuk menilai manusia lain. Karena bisa jadi yang kurang baik dalam pandangan manusia, justru baik dalam pandangan Allah, begitu sebaliknya.

Dalam berbagai literatur dijelaskan bahwa sesungguhnya sangat merugi bagi siapa saja yang tidak memanfaatkan sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan meningkatkan amal sholeh. Malam yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya malam itu datang. Sehingga banyak yang berharap bisa bertemu dengan malam mulia tersebut. Karena belum tentu kita bisa bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun yang akan datang. 

Bahkan Rasulullah SAW pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini memberikan uswatun hasanah kepada ummatnya dengan meningkatkan amaliah ibadah beliau yang tidak beliau lakukan pada hari-hari lainnya. 

Dikisahkan oleh Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang Nabi SAW pada sepuluh terakhir Ramadhan: “Adalah Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Di tengah kesibukan masyarakat menyambut lebaran, ada satu hal yang cukup membanggakan. Menjelang akhir Ramadhan seluruh masjid tampak sudah siap dengan panitia atau Unit Pengumpul Zakat (UPZ). Sehingga masyarakat muslim bisa kapan saja menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah, zakat maal, infak dan shadaqahnya di masjid terdekat.

Semoga sesibuk apa pun kita, tidak lupa untuk menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan kita dengan menunaikan kewajiban zakat fitrah khususnya, juga zakat maal, infak dan shadaqah. Karena zakat merupakan rukun Islam ketiga. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat diri yang diwajibkan atas setiap individu muslim yang mampu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. 

Akhirnya, Ya Allah, terimalah seluruh amal ibadah ramadhan kami tahun ini. Jadikanlah kami manusia yang berhak menyandang predikat takwa seperti yang engkau janjikan di dalam ayat-ayatmu. Pertemukan pula kami kembali dengan bulan mulia ini di tahun yang akan datang. Amien Ya Rabbal ‘Alamin.*(Sumiati/Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar