Kamis, 16 Juli 2015, 10:38 – http://kalbar.kemenag.go.id
Artikel: Catatan Akhir Ramadhan
Oleh: Sumiati J, S.Sos.I, M.Si*
Hampir satu bulan sudah Umat
Islam melaksanakan puasa Ramadhan. Rasa lapar, haus dan dahaga seolah
sudah menjadi kebiasaan. Tidak terasa bulan penuh rahmat, ampunan dan
pembebasan dari siksa neraka tersebut akan segera berlalu. Berganti
dengan hari raya kemenangan, Idul Fitri 1436 Hijriyah.
Ada perasaan pilu
ketika membayangkan bahwa Ramadhan akan pergi. Ada
rasa sedih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasa itu
semakin begitu kuat mengganggu hati dan pikiran, apa lagi ketika berada
di penghujung Ramadhan. Apa mungkin kami akan bertemu kembali Bulan
Ramadhan di tahun yang akan datang? Semuanya kami pasrahkan kepadamu Ya
Allah Azza Wajalla.Sang pemilik rahasia seluruh alam semesta.
Menyambut
Hari Raya Idul Fitri, suka cita masyarakat tampak begitu terasa. Semua
pusat perbelanjaan penuh sesak oleh pengunjung yang berbelanja untuk
persiapan hari raya kemenangan tersebut. Luar biasa. Bahkan
masjid-masjid pun tampak sepi oleh jamaah. Fenomena
tersebut mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Penuhnya masjid oleh
jamaah hanya terjadi di awal sampai pertengahan ramadhan saja. Sedangkan
di sepuluh hari terakhir, biasanya masjid sudah tidak begitu menarik
lagi untuk jamaah. Hanya sebagian kecil saja jamaah yang istiqomah untuk
tetap melakukan Shalat Tarawih dan Witir di masjid. Bahkan melakukan
i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Sementara
jamaah lainnya sibuk mempersiapkan diri untuk menyambut hari raya
lebaran. Mereka sibuk berbelanja pakaian, berbelanja kue lebaran, serta
pernak-pernik untuk persiapan menghias rumah dan lainnya. Semuanya
seolah menjadi kebiasaan yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun.
Bahkan hal tersebut seolah menjadi kewajiban.
Salahkah mereka yang lebih
tertarik untuk mempersiapkan lebaran? Atau sudah benarkah mereka yang
lebih memilih i’tikaf di masjid? Hanya Allah yang maha mengetahui.
Sebagai sesama manusia, saya merasa tidak layak untuk menilai manusia
lain. Karena bisa jadi yang kurang baik dalam pandangan manusia, justru
baik dalam pandangan Allah, begitu sebaliknya.
Dalam
berbagai literatur dijelaskan bahwa sesungguhnya sangat merugi bagi
siapa saja yang tidak memanfaatkan sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan
meningkatkan amal sholeh. Malam yang di dalamnya ada satu malam yang
lebih baik dari seribu bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Tidak
ada seorang pun yang mengetahui kapan tepatnya malam itu datang.
Sehingga banyak yang berharap bisa bertemu dengan malam mulia tersebut.
Karena belum tentu kita bisa bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun
yang akan datang.
Bahkan Rasulullah SAW
pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini memberikan uswatun hasanah
kepada ummatnya dengan meningkatkan amaliah ibadah beliau yang tidak
beliau lakukan pada hari-hari lainnya.
Dikisahkan oleh Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang Nabi SAW pada sepuluh terakhir Ramadhan: “Adalah Rasulullah SAW
apabila memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan
tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan
malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Di
tengah kesibukan masyarakat menyambut lebaran, ada satu hal yang cukup
membanggakan. Menjelang akhir Ramadhan seluruh masjid tampak sudah siap
dengan panitia atau Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
Sehingga masyarakat muslim bisa kapan saja menunaikan kewajiban
membayar zakat fitrah, zakat maal, infak dan shadaqahnya di masjid
terdekat.
Semoga sesibuk apa pun
kita, tidak lupa untuk menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan kita dengan
menunaikan kewajiban zakat fitrah khususnya, juga zakat maal, infak dan
shadaqah. Karena zakat merupakan rukun Islam ketiga. Sedangkan
zakat fitrah adalah zakat diri yang diwajibkan atas setiap individu
muslim yang mampu dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Akhirnya,
Ya Allah, terimalah seluruh amal ibadah ramadhan kami tahun ini.
Jadikanlah kami manusia yang berhak menyandang predikat takwa seperti
yang engkau janjikan di dalam ayat-ayatmu. Pertemukan
pula kami kembali dengan bulan mulia ini di tahun yang akan datang.
Amien Ya Rabbal ‘Alamin.*(Sumiati/Pelaksana Seksi Pendidikan Agama Islam
Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar