Selasa, 02 Desember 2014

SELAMAT BERTUGAS KAKANWIL KALBAR

Senin, 1 Desember 2014, 10:28 – www.kalbar.kemenag.go.id
 
Artikel:
 
Oleh: Sumiati. J, S.Sos.I, M.Si*





Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melantik Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar yang baru. Siapakah pejabat nomor satu di jajaran Kemenag Kalbar itu? Dialah Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si, putra Kapuas Hulu yang sebelum dilantik adalah Kepala Kantor Kemenag Bengkayang. Sebagai pegawai Kemenag, saya mengucapkan Selamat dan Sukses untuk Pak Syahrul, Selamat Bertugas! 

Sebelum pelantikan di Operation Room Kemenag RI Jakarta, 27 Nopember 2014, banyak muncul spekulasi, siapa yang bakal jadi nakhoda baru Kemenag Kalbar. Sebagai pegawai biasa, saya hanya bisa mendengar. Karena, merasa tidak memiliki kewenangan dan hak suara seperti halnya Pemilu. Kalau setiap pegawai memiliki hak suara untuk memilih kepala Kemenag Kalbar, tentu lain persoalannya, dan pastinya akan seru, hehehe… 

Saya tak bisa membayangkan kalau seluruh pegawai Kemenag punya hak suara. Pasti para kandidat Kakanwil memiliki tim sukses. Tim sukses inilah yang melakukan sosialisasi ke seluruh kantor Kemenag sampai ke KUA. Sebagai pemilik suara tentu saya tidak sembarangan memilih. Saya pasti memilih calon Kakanwil yang bisa membawa keharmonisan kerja, menjunjung tinggi semangat toleransi, profesional dan proporsional dalam penempatan pegawai (bukan like and dislike), peduli, dan menjaga nama baik institusi, dan bisa menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah maupun swasta. Lebih penting lagi, menjadikan Kemenag lebih dihormati oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Sayang, itu semua tidak ada. Saya dan seluruh pegawai di Kemenag hanya pasrah apa yang diputuskan oleh Menag. Sebagai orang Islam, saya selalu berpikiran positif (husnuzzon). Apapun yang telah diputuskan oleh Menag, itulah yang terbaik buat Kemenag Kalbar. Karena, sebelum memutuskan siapa Kankanwil, Menag pasti sudah mempelajari, membaca track record dari kandidat yang telah diajukan. 

Sampai pada klimaknya, 27 Nopember 2014, saya ditelepon suami yang kebetulan jurnalis dapat informasi bahwa Kakanwil Kemenag Kalbar sedang dilantik oleh Menag di Jakarta. Suami bilang coba di-crosscheck, takut informasinya hoax (palsu). Sayapun mencoba menghubungi salah satu Humas Kanwil via sms, dan dibenarkan bahwa Pak Syahrul memang terpilih sebagai punggawa baru Kemenag Kalbar.

Tentu saja saya sangat gembira mendengar kabar itu. Tak ayal, saat itu juga saya informasikan kepada beberapa teman di kantor. Berarti, jelas sudah siapa Kakanwil yang baru. Dia adalah putra terbaik Kalbar, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si. Saya berpikir, terpilihnya Pak Syahrul sebagai Kakanwil yang baru tentulah sudah menjadi rencana dan rahasia Allah SWT. Dan itu pastilah yang terbaik untuk Kemenag Kalbar. Menag pasti menitipkan amanah besar kepada beliau untuk membawa Kemenag lebih dihormati dan menjamin keberlangsungan toleransi beragama dan peningkatan SDM Kalbar. 

Saya kutif sambutan Menag saat melantik Kakanwil Kalbar beserta pejabat eselon II lainnya di Operation Room Kemenag RI, 27 Nopember 2014, yang sempat dipublikasikan di situs www.kemenag.go.id.

Dalam sambutannya, Menag mengingatkan para pejabat yang baru dilantik bahwa pelantikan saat ini dilaksanakan dalam suasana di mana revolusi mental menjadi spirit dalam pelaksanaan tugas pemerintahan. Menag meminta, revolusi mental dimaknai sebagai proses merubah mindset, kultur, budaya, serta gaya kepemimpinan pejabat aparatur Kemenag.

“Menjadi pejabat bukan untuk diistimewakan apalagi minta diistimewakan,” tegas Menag. Menag juga kembali menyampaikan lima nilai budaya kerja Kementerian Agama (integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan), dan meminta kepada seluruh jajaran pimpinan agar menjadi contoh terdepan.

“Saya meminta kepada seluruh jajaran pimpinan agar menjadi contoh terdepan dalam pelaksanaan lima nilai tersebut. Pemimpin sehebat apapun tidak akan berhasil dalam mendorong kemajuan organisasi kalau hanya sebatas bicara, tanpa praktik dari diri sendiri,” tambah Menag.

“Satu kata dan perbuatan adalah kunci sukses kepemimpinan di semua level. Sebagaimana sabda Nabi, ibda’ binafsik, agar kita memulai dari diri sendiri,” imbuh Menag. 

Beberapa waktu sebelumnya, Menag juga mengatakan, lima nilai budaya kerja tersebut akan menjadi acuan bersama setiap pegawai di Kemenag, mulai dari atasan hingga bawahan. 

Dijelaskan Menag, integritas dapat dimaknai sebuah konsep yang menunjukan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. 

Profesionalitas mencerminkan kompetensi dan keahlian. Pegawai yang professional harus dapat mengemban amanahnya dengan baik guna memperoleh proses dan hasil yang optimal. 

Nilai berikutnya yaitu inovasi. Menurut Menag seringkali dalam bekerja pejabat terjebak pada rutinitas. Akibatnya tidak produktif bahkan berjalan monoton. Maka nilai inovasi hadir untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kemudian tanggung jawab dan keteladanan menjadi dua nilai wajib. Kita harus mewujudkan keteladanan, penting karena kita Kementerian Agama,” kata Menag. 

Sengaja saya kutif, paling tidak untuk mengingatkan saya sendiri sebagai pegawai Kemenag. Sebagai bawahan tentu saya harus mengimpilikasikan kelima nilai tersebut. Saya yakin apabila kelima nilai budaya kerja itu diimplementasikan oleh seluruh pegawai, Kemenag yang kita cintai pasti akan menjadi pelayan masyarakat yang prima. Apa yang dicita-citakan oleh institusi yang bermotto “ Ikhlas Beramal” ini akan terwujud dan memberikan pengaruh besar pada masyarakat, bangsa, negara, maupun Agama.

Selamat bertugas untuk Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar, Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si. Mohon maaf bila ada kata-kata yang menyinggung. Tulisan ini semata-mata bentuk rasa hormat saya untuk Kakanwil. Semoga tulisan ini bisa memberikan motivasi bagi kita semua.*(Sumiati/Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar