Senin, 1 Desember 2014, 10:28 – www.kalbar.kemenag.go.id
Artikel:
Oleh: Sumiati. J, S.Sos.I, M.Si*
Setelah cukup lama menunggu,
akhirnya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melantik Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar yang baru. Siapakah pejabat
nomor satu di jajaran Kemenag Kalbar itu? Dialah Drs. H. Syahrul Yadi,
M.Si, putra Kapuas Hulu yang sebelum dilantik adalah Kepala Kantor
Kemenag Bengkayang. Sebagai pegawai
Kemenag, saya mengucapkan Selamat dan Sukses untuk Pak Syahrul, Selamat
Bertugas!
Sebelum pelantikan di Operation Room Kemenag RI Jakarta, 27
Nopember 2014, banyak muncul spekulasi, siapa yang bakal jadi nakhoda
baru Kemenag Kalbar. Sebagai pegawai biasa, saya hanya bisa mendengar.
Karena, merasa tidak memiliki kewenangan dan hak suara seperti halnya
Pemilu. Kalau setiap pegawai memiliki
hak suara untuk memilih kepala Kemenag Kalbar, tentu lain persoalannya,
dan pastinya akan seru, hehehe…
Saya tak bisa membayangkan kalau
seluruh pegawai Kemenag punya hak suara. Pasti para kandidat Kakanwil
memiliki tim sukses. Tim sukses inilah yang melakukan sosialisasi ke seluruh kantor Kemenag sampai ke KUA.
Sebagai pemilik suara tentu saya tidak sembarangan memilih. Saya pasti
memilih calon Kakanwil yang bisa membawa keharmonisan kerja, menjunjung
tinggi semangat toleransi, profesional dan proporsional dalam penempatan
pegawai (bukan like and dislike), peduli, dan menjaga nama baik
institusi, dan bisa menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah
maupun swasta. Lebih penting lagi,
menjadikan Kemenag lebih dihormati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sayang, itu semua tidak ada. Saya dan seluruh pegawai di Kemenag hanya
pasrah apa yang diputuskan oleh Menag. Sebagai orang Islam, saya selalu
berpikiran positif (husnuzzon). Apapun
yang telah diputuskan oleh Menag, itulah yang terbaik buat Kemenag
Kalbar. Karena, sebelum memutuskan siapa Kankanwil, Menag pasti sudah
mempelajari, membaca track record dari kandidat yang telah diajukan.
Sampai pada klimaknya, 27 Nopember 2014, saya ditelepon suami yang
kebetulan jurnalis dapat informasi bahwa Kakanwil Kemenag Kalbar sedang
dilantik oleh Menag di Jakarta. Suami
bilang coba di-crosscheck, takut informasinya hoax (palsu). Sayapun
mencoba menghubungi salah satu Humas Kanwil via sms, dan dibenarkan
bahwa Pak Syahrul memang terpilih sebagai punggawa baru Kemenag Kalbar.
Tentu
saja saya sangat gembira mendengar kabar itu. Tak ayal, saat itu juga
saya informasikan kepada beberapa teman di kantor. Berarti, jelas sudah
siapa Kakanwil yang baru. Dia adalah putra terbaik Kalbar, Drs. H.
Syahrul Yadi, M.Si. Saya berpikir, terpilihnya Pak Syahrul sebagai
Kakanwil yang baru tentulah sudah menjadi rencana dan rahasia Allah SWT. Dan
itu pastilah yang terbaik untuk Kemenag Kalbar. Menag pasti menitipkan
amanah besar kepada beliau untuk membawa Kemenag lebih dihormati dan
menjamin keberlangsungan toleransi beragama dan peningkatan SDM
Kalbar.
Saya kutif sambutan Menag saat melantik Kakanwil Kalbar beserta
pejabat eselon II lainnya di Operation Room Kemenag RI, 27 Nopember
2014, yang sempat dipublikasikan di situs www.kemenag.go.id.
Dalam
sambutannya, Menag mengingatkan para pejabat yang baru dilantik bahwa
pelantikan saat ini dilaksanakan dalam suasana di mana revolusi mental
menjadi spirit dalam pelaksanaan tugas pemerintahan. Menag meminta,
revolusi mental dimaknai sebagai proses merubah mindset, kultur, budaya,
serta gaya kepemimpinan pejabat aparatur Kemenag.
“Menjadi
pejabat bukan untuk diistimewakan apalagi minta diistimewakan,” tegas
Menag. Menag juga kembali menyampaikan lima nilai budaya kerja
Kementerian Agama (integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung
jawab, dan keteladanan), dan meminta kepada seluruh jajaran pimpinan
agar menjadi contoh terdepan.
“Saya
meminta kepada seluruh jajaran pimpinan agar menjadi contoh terdepan
dalam pelaksanaan lima nilai tersebut. Pemimpin sehebat apapun tidak
akan berhasil dalam mendorong kemajuan organisasi kalau hanya sebatas
bicara, tanpa praktik dari diri sendiri,” tambah Menag.
“Satu
kata dan perbuatan adalah kunci sukses kepemimpinan di semua level.
Sebagaimana sabda Nabi, ibda’ binafsik, agar kita memulai dari diri
sendiri,” imbuh Menag.
Beberapa waktu sebelumnya, Menag juga mengatakan,
lima nilai budaya kerja tersebut akan menjadi acuan bersama setiap
pegawai di Kemenag, mulai dari atasan hingga bawahan.
Dijelaskan
Menag, integritas dapat dimaknai sebuah konsep yang menunjukan
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika,
integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan
seseorang.
Profesionalitas mencerminkan kompetensi dan keahlian. Pegawai
yang professional harus dapat mengemban amanahnya dengan baik guna
memperoleh proses dan hasil yang optimal.
Nilai berikutnya yaitu
inovasi. Menurut Menag seringkali dalam bekerja pejabat terjebak pada
rutinitas. Akibatnya tidak produktif bahkan berjalan monoton. Maka nilai
inovasi hadir untuk menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi
masyarakat.
“Kemudian tanggung jawab
dan keteladanan menjadi dua nilai wajib. Kita harus mewujudkan
keteladanan, penting karena kita Kementerian Agama,” kata Menag.
Sengaja
saya kutif, paling tidak untuk mengingatkan saya sendiri sebagai
pegawai Kemenag. Sebagai bawahan tentu saya harus mengimpilikasikan
kelima nilai tersebut. Saya yakin
apabila kelima nilai budaya kerja itu diimplementasikan oleh seluruh
pegawai, Kemenag yang kita cintai pasti akan menjadi pelayan masyarakat
yang prima. Apa yang dicita-citakan oleh institusi yang bermotto “
Ikhlas Beramal” ini akan terwujud dan memberikan pengaruh besar pada
masyarakat, bangsa, negara, maupun Agama.
Selamat
bertugas untuk Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalbar, Drs. H. Syahrul
Yadi, M.Si. Mohon maaf bila ada kata-kata yang menyinggung. Tulisan ini
semata-mata bentuk rasa hormat saya untuk Kakanwil. Semoga tulisan ini
bisa memberikan motivasi bagi kita semua.*(Sumiati/Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar