Sabtu, 27 Desember 2014

Catatan Kecil di Hari Ibu

 
Oleh : Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si*
 
Kamis, 25 Desember 2014, 12:08 – www.kalbar.kemenag.go.id


 
 
Tulisan ini terinspirasi saat saya terlibat langsung sebagai panitia peringatan Hari ibu, 22 Desember 2014 di Aula Rumah Dinas Walikota Pontianak. Ada beberapa hal yang membuat saya menjadi terenyuh dan terharu. Bahkan saya sempat meneteskan air mata tat kala mendengar dan menyaksikan sendiri kejadian demi kejadian di depan mata. Dan itu sungguh nyata.

Sekitar pukul 09.00 WIB, acara seremonial peringatan Hari Ibu dimulai. Acara berlangsung penuh khidmat, tertib, rapi, dan lancar. Diawali dengan pembukaan oleh MC. Kemudian Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta dan Pembacaan Naskah Pancasila yang dipimpin oleh Inspketur Upacara, Hj. Lismaryani Sutarmidji.

Kemudian pembacaan Pembukaan UUD 1945 dan Pembacaan Sejarah Singkat Hari Ibu oleh petugas. Dilanjutkan Menyanyikan Hymne Hari Ibu, Amanat Inspektur upacara, Menyanyikan Mars Hari Ibu, dan Pembacaan Do’a yang dipimpin Drs. H. Ibnu Masykur dari Kementerian Agama Kota Pontianak. 

Ketika untaian kalimat do’a yang begitu menyentuh dilafazkan oleh H. Ibnu masykur, jujur sebagai perempuan saya merasa beruntung dan bersyukur karena tercipta sebagai perempuan dan bukan laki-laki. Sungguh, Penyuluh fungsional Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak ini begitu pandai merangkai untaian kalimat do’a yang menggambarkan betapa mulyanya seorang ibu. 

Dengan intonasi suara yang cukup menyentuh, beliau juga mengajak seluruh hadirin untuk menghormati makhluk yang bernama ibu. Serta mengajak bermuhasabah untuk melakukan introspeksi diri apakah setiap kita sudah berbuat baik kepada ibu bahkan kepada istri yang juga adalah ibu dari anak-anak kita, ujarnya. Sejenak saya cukup terkesima dengan untaian kalimat doa yang dibacakannya. Subhanallah, seluruh tamu undangan hening seakan ikut larut dengan doa yang dibacakan tersebut. 

Kemudian acara dilanjutkan dengan acara tambahan berupa Penyerahan Penghargaan Lomba Kawasan Berseri dan Penyerahan Penghargaan Lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan. Usai penyerahan penghargaan, dilanjutkan dengan hiburan. 

Hiburan pertama, penampilan seorang gadis kecil berkebutuhan khusus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Asih yang menyanyikan lagu Bunda. Dengan segala kekurangannya, gadis kecil tersebut ternyata memiliki suara yang luar biasa. Sehingga membius seluruh hadirin yang spontan ikut bernyanyi bersama. Ibu kandungnya yang ikut mendampingi gadis kecil tersebut terlihat sangat sabar, telaten dan penuh kasih. Meskipun sesekali gadis kecil itu terlihat rewel. 

Untuk kedua kalinya hati saya sangat terenyuh dan tersentuh. Jujur saya sempat meneteskan air mata tatkala melihat kejadian tersebut. Dalam hati saya bergumam, betapa sabarnya ibu itu. Dan betapa beruntungnya gadis kecil itu memiliki ibu yang begitu tulus merawat dan membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih meskipun dengan kondisinya yang tidak sempurna. Saya sempat berpikir dengan anak-anak lain yang mungkin tidak seberuntung gadis kecil itu.

Acara hiburan pun berlanjut dengan pembacaan puisi tentang ibu. Untuk ketiga kalinya hati ini terenyuh. Ketika bait-bait puisi tentang ibu dibacakan, hati ini merasa pilu dan tersentuh. Tanpa terasa air mata ini sempat berlinangan. Rasa haru yang saya rasakan, mungkin juga dirasakan oleh ibu-ibu lain. Karena teringat akan masa kecil dulu ketika bersama ibu.

Melihat kejadian demi kejadian tersebut, melalui tulisan ini saya ingin katakan bahwa ibu adalah sosok luar biasa yang begitu berjasa bagi seluruh umat manusia. Sosok yang seharusnya dihormati, dikasihi, dilayani hingga akhir hayatnya. Karena pengorbanan seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah tergantikan dengan apa pun di dunia ini. Meskipun dengan uang milyaran bahkan trilyunan rupiah sekalipun. Sehingga pantaslah kalau pribahasa mengatakan, Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak sepanjang Galah.

Kemulyaan seorang ibu juga tergambar dalam beberapa Hadits Rasulullah SAW. Diantaranya bahwa Syurga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Kemudian, Annisa imaadulbilad (Wanita itu Tiang Negara). Al-ummu madrasatul ula (Ibu adalah sekolah pertama dan utama), tak ada manusia yang tak berguru kepadanya. Bahkan suatu ketika Rasulullah pernah ditanya siapa orang yang harus dihormati? dijawab Rasul, Ibumu sampai tiga kali, baru ayahmu. 

Untuk itu muliakan selalu seorang ibu. Bila ibumu masih hidup, berbaktilah sepenuh hati dan jiwa. Selalu berikan kebahagiaan untuk ibu. Bagi yang sedang menjadi ibu, lakukan pelayanan terbaik untuk anak dan suami secara ikhlas demi keutuhan rumah tangga. Jadilah ibu teladan yang bisa menjadi panutan. Sosok yang seharusnya menjadi pelindung bagi putra-putrinya. Oleh karena itu, menjadi ibu haruslah pintar, sabar, cerdas, berwibawa, penuh kasih dan bijaksana.

Wahai ibu, putra-putrimu menjadi amanah yang ditipkan kepadamu. Menjadi seorang ibu, tidak saja bagi buah hati, tapi juga menjadi mitra suami dalam berbagi suka dan duka. Menjadi tempat berkeluh kesah, menjadi tempat berbagi kebahagiaan. Menjadi penyeimbang dalam setiap persoalan.

Ibu, andai engkau tahu betapa mulianya dirimu, mungkin engkau tidak akan pernah berprilaku yang tidak membuatmu mulia. Andai engkau tahu betapa besarnya peran yang harus engkau jalankan, mungkin engkau tidak akan pernah bisa memejamkan matamu walau hanya sedetik saja. Selamat Hari Ibu.*(Sumiati/Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar