Oleh : Sumiati. J, S.Sos.I., M.Si*
Kamis, 25 Desember 2014, 12:08 – www.kalbar.kemenag.go.id
Tulisan ini terinspirasi
saat saya terlibat langsung sebagai panitia peringatan Hari ibu, 22
Desember 2014 di Aula Rumah Dinas Walikota Pontianak. Ada beberapa hal
yang membuat saya menjadi terenyuh dan terharu. Bahkan saya sempat
meneteskan air mata tat kala mendengar dan menyaksikan sendiri kejadian
demi kejadian di depan mata. Dan itu sungguh nyata.
Sekitar pukul 09.00 WIB,
acara seremonial peringatan Hari Ibu dimulai. Acara berlangsung penuh
khidmat, tertib, rapi, dan lancar. Diawali dengan pembukaan oleh MC.
Kemudian Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta dan
Pembacaan Naskah Pancasila yang dipimpin oleh Inspketur Upacara, Hj.
Lismaryani Sutarmidji.
Kemudian pembacaan Pembukaan UUD
1945 dan Pembacaan Sejarah Singkat Hari Ibu oleh petugas. Dilanjutkan
Menyanyikan Hymne Hari Ibu, Amanat Inspektur upacara, Menyanyikan Mars
Hari Ibu, dan Pembacaan Do’a yang dipimpin Drs. H. Ibnu Masykur dari
Kementerian Agama Kota Pontianak.
Ketika untaian kalimat do’a yang
begitu menyentuh dilafazkan oleh H. Ibnu masykur, jujur sebagai
perempuan saya merasa beruntung dan bersyukur karena tercipta sebagai
perempuan dan bukan laki-laki. Sungguh,
Penyuluh fungsional Agama Islam Kantor Kemenag Kota Pontianak ini
begitu pandai merangkai untaian kalimat do’a yang menggambarkan betapa
mulyanya seorang ibu.
Dengan intonasi suara yang cukup menyentuh, beliau
juga mengajak seluruh hadirin untuk menghormati makhluk yang bernama
ibu. Serta mengajak bermuhasabah
untuk melakukan introspeksi diri apakah setiap kita sudah berbuat baik
kepada ibu bahkan kepada istri yang juga adalah ibu dari anak-anak kita,
ujarnya. Sejenak saya cukup terkesima dengan untaian kalimat doa yang
dibacakannya. Subhanallah, seluruh
tamu undangan hening seakan ikut larut dengan doa yang dibacakan
tersebut.
Kemudian acara dilanjutkan dengan acara tambahan berupa
Penyerahan Penghargaan Lomba Kawasan Berseri dan Penyerahan Penghargaan
Lomba Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan. Usai
penyerahan penghargaan, dilanjutkan dengan hiburan.
Hiburan pertama,
penampilan seorang gadis kecil berkebutuhan khusus dari Sekolah Luar
Biasa (SLB) Dharma Asih yang menyanyikan lagu Bunda. Dengan
segala kekurangannya, gadis kecil tersebut ternyata memiliki suara yang
luar biasa. Sehingga membius seluruh hadirin yang spontan ikut
bernyanyi bersama. Ibu kandungnya yang ikut mendampingi gadis kecil
tersebut terlihat sangat sabar, telaten dan penuh kasih. Meskipun
sesekali gadis kecil itu terlihat rewel.
Untuk kedua kalinya hati saya
sangat terenyuh dan tersentuh. Jujur saya sempat meneteskan air mata
tatkala melihat kejadian tersebut. Dalam hati saya bergumam, betapa
sabarnya ibu itu. Dan betapa
beruntungnya gadis kecil itu memiliki ibu yang begitu tulus merawat dan
membesarkannya dengan penuh cinta dan kasih meskipun dengan kondisinya
yang tidak sempurna. Saya sempat berpikir dengan anak-anak lain yang
mungkin tidak seberuntung gadis kecil itu.
Acara
hiburan pun berlanjut dengan pembacaan puisi tentang ibu. Untuk ketiga
kalinya hati ini terenyuh. Ketika bait-bait puisi tentang ibu dibacakan,
hati ini merasa pilu dan tersentuh. Tanpa terasa air mata ini sempat
berlinangan. Rasa haru yang saya rasakan, mungkin juga dirasakan oleh
ibu-ibu lain. Karena teringat akan masa kecil dulu ketika bersama ibu.
Melihat
kejadian demi kejadian tersebut, melalui tulisan ini saya ingin katakan
bahwa ibu adalah sosok luar biasa yang begitu berjasa bagi seluruh umat
manusia. Sosok yang seharusnya dihormati, dikasihi, dilayani hingga
akhir hayatnya. Karena pengorbanan seorang ibu kepada anaknya tidak akan
pernah tergantikan dengan apa pun di dunia ini. Meskipun dengan uang
milyaran bahkan trilyunan rupiah sekalipun. Sehingga pantaslah kalau
pribahasa mengatakan, Kasih Ibu Sepanjang Masa, Kasih Anak sepanjang
Galah.
Kemulyaan seorang ibu juga tergambar dalam beberapa Hadits Rasulullah SAW.
Diantaranya bahwa Syurga itu berada di bawah telapak kaki ibu.
Kemudian, Annisa imaadulbilad (Wanita itu Tiang Negara). Al-ummu
madrasatul ula (Ibu adalah sekolah pertama dan utama), tak ada manusia
yang tak berguru kepadanya. Bahkan
suatu ketika Rasulullah pernah ditanya siapa orang yang harus dihormati?
dijawab Rasul, Ibumu sampai tiga kali, baru ayahmu.
Untuk itu muliakan
selalu seorang ibu. Bila ibumu masih hidup, berbaktilah sepenuh hati dan
jiwa. Selalu berikan kebahagiaan untuk ibu. Bagi
yang sedang menjadi ibu, lakukan pelayanan terbaik untuk anak dan suami
secara ikhlas demi keutuhan rumah tangga. Jadilah ibu teladan yang bisa
menjadi panutan. Sosok yang seharusnya menjadi pelindung bagi
putra-putrinya. Oleh karena itu, menjadi ibu haruslah pintar, sabar,
cerdas, berwibawa, penuh kasih dan bijaksana.
Wahai
ibu, putra-putrimu menjadi amanah yang ditipkan kepadamu. Menjadi
seorang ibu, tidak saja bagi buah hati, tapi juga menjadi mitra suami
dalam berbagi suka dan duka. Menjadi tempat berkeluh kesah, menjadi
tempat berbagi kebahagiaan. Menjadi penyeimbang dalam setiap persoalan.
Ibu,
andai engkau tahu betapa mulianya dirimu, mungkin engkau tidak akan
pernah berprilaku yang tidak membuatmu mulia. Andai engkau tahu betapa
besarnya peran yang harus engkau jalankan, mungkin engkau tidak akan
pernah bisa memejamkan matamu walau hanya sedetik saja. Selamat Hari
Ibu.*(Sumiati/Pelaksana Seksi PAI Kantor Kemenag Kota Pontianak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar